Text
STUDY LITERATURE : PERBANDINGAN HASIL UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DENGAN METODE DPPH, FRAP DAN ABTS PADA TIGA TANAMAN SUKU SOLANACEAE
Radikal bebas atau yang biasa disebut Reactive Oxygen Species dalam
tubuh merupakan senyawa yang sangat berbahaya dan dapat
menimbulkan berbagai penyakit degeneratif. Senyawa tersebut dapat
dicegah dan diminimalisir dengan senyawa yang bersifat antioksidan.
Salah satu sumber senyawa antioksida adalah tanaman dengan
kandungan senyawa flavonoid dan fenolik yang tinggi, yakni tanaman
suku Solanaceae. Skripsi ini yang berupa study literature dilakukan
untuk menginventarisir kandungan kimia dan aktivitas antioksidan
dengan metode DPPH, FRAP dan ABTS pada tiga tanaman suku
Solanaceae. Pada study literature ini dilakukan penelusuran publikasi
ilmiah jurnal nasional, jurnal internasional, buku, tesis mengenai
penapisan fitokimia serta aktivitas antioksidan dengan metode
peredaman radikal bebas menggunakan DPPH, metode FRAP dan
metode ABTS. Pada hasil penapisan fitokimia menunjukkan adanya
senyawa metabolit sekunder umum pada tiga tanaman Solanaceae yang
telah diuji yakni, flavonoid, triterpenoid, saponin dan steroid. Pengujian
aktivitas antioksidan tertinggi dengan metode DPPH dan ABTS, yaitu
pada bagian daun dengan nilai IC50 sebesar 1,14 µg/mL (etanol) dengan
metode DPPH. Pada metode FRAP tidak dapat dibandingkan karena
perbedaan parameter yang berbeda dengan aktivitas tertinggi pada
bagian buah berasal dari tanaman terung (Solanum melongena L.) EC50
sebesar 50,05 µg/mL (etil asetat) dan dengan parameter pembanding
sebesar 52.23 μmol TEAC/g (etanol 50%). Pada bagian kulit buah
aktivitas antioksidan dengan metode FRAP sebesar 161.74 μmol
TEAC/g (etanol 50%) dari tanaman terung belanda (Solanum betaceum
Cav.) dan pada bagian daun aktivitas antioksidan hanya berasal dari
terung (Solanum melongena L.) yaitu EC50 sebesar 49,80 µg/mL
(etanol).
Tidak tersedia versi lain