Text
EVALUASI IMPLEMENTASI DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL PADA PASIEN RAWAT JALAN BPJS KESEHATAN DI INSTALASI FARMASI RSUD Dr.A.DADI TJOKRODIPO KOTA BANDAR LAMPUNG
EVALUASI IMPLEMENTASI DAN PENCAPAIAN
STANDAR PELAYANAN MINIMAL PADA PASIEN RAWAT JALAN
BPJS KESEHATAN DI INSTALASI FARMASI
RSUD Dr.A.DADI TJOKRODIPO KOTA BANDAR LAMPUNG
ABSTRAK
Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan di rumah sakit sangat penting karena merupakan tolok ukur kinerja pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh rumah sakit. Salah satu fasilitas pelayanan kesehatan yang diberikan oleh rumah sakit adalah pelayanan farmasi. Pelayanan farmasi rumah sakit merupakan salah satu kegiatan di rumah sakit yang menunjang pelayanan kesehatan yang bermutu. Berdasarkan data dan pengamatan yang dilihat oleh peneliti pada jam-jam tertentu dan hari-hari tertentu di Instalasi Farmasi RSUD Dr.A.Dadi Tjokrodipo terlihat adanya penumpukan pasien yang akan menebus obat, sering didengar adanya keluhan pasien karena obat yang diresepkan oleh dokter tidak tersedia dan harus menebus obat di luar yang berakibat merugikan pasien karena harus mengeluarkan biaya tambahan, serta keluhan dari petugas instalasi farmasi yang mengeluhkan kalau pasien ramai mereka sangat lelah dan tidak sempat beristirahat. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi dan gambaran mengenai pelaksanaan SPM Rumah Sakit Bidang Farmasi menurut Menkes RI No 129 Tahun 2008 di RSUD Dr.A.Dadi Tjokrodipo Kota Bandar Lampung, dan mengukur serta mengevaluasi implementasi pencapaian SPM. Penelitian bersifat deskriptif. Sampel pada penelitian sebanyak 270 pasien rawat jalan BPJS yang menebus obat di Instalasi Farmasi RSUD Dr.A.Dadi Tjokrodipo. Instrumen penelitian adalah kuesioner kepuasan pelanggan dan lembar pengamatan resep. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan SPM Rumah Sakit Bidang Farmasi di RSUD Dr.A.Dadi Tjokrodipo dipengaruhi oleh faktor input antara lain kerterampilan petugas, sarana prasarana, jenis resep, ketersediaan obat, jenis pasien, peresepan dokter dan kebijakan yang efektif. Proses pelayanan resep dari tahapan penerimaan resep telah melalui verifikasi dan dilakukan pengecekan kembali sebelum penyerahan obat Hasil pencapaian pelaksanaan SPM berdasarkan indikator waktu tunggu pelayanan obat jadi adalah 13 menit 8 detik dan untuk obat racikan 20 menit 34 detik, tidak adanya kesalahan pemberian obat sebesar 100%, penulisan resep sesuai formularium sebesar sebagai 89,26%, kepuasan pelanggan sebesar 91,9%. Dari hasil pencapaian empat indikator dapat dikatakan untuk waktu tunggu obat, tidak adanya kejadian kesalahan pemberian obat dan kepuasan pelanggan memenuhi SPM Bidang Farmasi sedangkan indikator penulisan resep sesuai formularium tidak memenuhi SPM Bidang Farmasi. yang telah ditetapkan oleh Menteri Kesehatan. Ada pengaruh antara mutu pelayanan terhadap pemanfaatan instalasi farmasi dan variabel paling dominan mempengaruhi mutu pelayanan terhadap pemanfaatan instalasi farmasi adalah ketanggapan dan kepedulian.
Kata kunci: Implementasi SPM, SPM Farmasi, Pelayanan Farmasi
Tidak tersedia versi lain