Text
BIOPRODUKSI SENYAWA BERSIFAT ANTIMIKROBA DARI KAPANG ENDOFIT RIMPANG KUNYIT (Curcuma longa L.) Bo.Ci.Cl.R1 PADA MEDIA YANG BERBEDA
ABSTRAKrn(A) LEADER MAHAYANA SUKOCO (2010210153)rn(B) BIOPRODUKSI SENYAWA BERSIFAT ANTIMIKROBA DARI KAPANG ENDOFIT RIMPANG KUNYIT (Curcuma longa L.) Bo.Ci.Cl.R1 PADA MEDIA YANG BERBEDArn(C) x + 40 halaman; 7 tabel; 5 gambar; 5 lampiranrn(D) Kata kunci : mikroba endofit, Curcuma longa, fermentasi, etil asetat, antimikroba, diameter daerah hambatrn(E) Prevalensi penyakit infeksi masih tinggi di Indonesia, salah satu penyebabnya biaya pengobatan yang tinggi sehingga belum terjangkau bagi seluruh masyarakat. Ini mendorong para ahli untuk mencari bahan baku obat sebagai bahan untuk produksi obat dari berbagai sumber seperti tumbuhan, hewan, mikroba, mineral, dan organisme laut. Kunyit merupakan salah satu tanaman yang secara empiris digunakan untuk berbagai penyakit infeksi disebabkan oleh mikroba. Kunyit memiliki khasiat melancarkan peredaran darah, antidiare, antiinflamasi, analgesik. Bagian tanaman yang sering digunakan pada kunyit adalah rimpang. Kemampuan mikroba endofit memproduksi metabolit sekunder sesuai dengan tanaman inangnya merupakan peluang yang besar dan dapat diandalkan untuk memproduksi senyawa kimia sehingga dapat dibuat suatu obat baru dan dapat menekan harga obat di pasar. Pada penelitian ini isolat rimpang kunyit mikroba endofit kode Bo.Ci.Cl.R1 difermentasi selama 14 hari pada media dekstrosa air tanah Cibinong, dekstrosa aqua destillata, sukrosa air tanah Cibinong, dan sukrosa aqua destillata, kemudian disaring didapat filtrate dan biomassa. Hasil penyaringan diekstraksi menggunakan etil asetat dan dipekatkan dengan vacuum evaporator. Ekstrak diuji aktivitas antimikroba dengan metode kertas cakram dengan mikroba uji Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Candida albicans dengan pembanding yang digunakan cakram kloramfenikol dan nistatin. Hasil pengujian aktivitas antimikroba terlihat adanya Diameter Daerah Hambat (DDH) pada ekstrak sukrosa air tanah Cibinong. Bakteri uji Staphylococcus aureus pada konsentrasi 10.000 dan 15.000 bpj minimal diameter daerah hambat (DDH) 12 milimeter dan 16 milimeter, dan pada fungi uji (Candida albicans) menimbulkan diameter daerah hambat (DDH) pada konsentrasi 10.000 dan 15.000 bpj minimal diameter daerah hambat (DDH) 13 milimeter dan 15 milimeter. Selanjutnya dilakukan penapisan fitokimia pada ekstrak sukrosa air tanah Cibinong menunjukkan adanya senyawa triterpenoid, alkaloid, kumarin, dan minyak atsiri.rn(F) Daftar Rujukan : 20 buah (1966 – 2013)rn(G) Prof. (ris). Dr. Partomuan Simanjuntak, M.Sc.rn(H) 2015
Tidak tersedia versi lain