Text
Analisis Minimalis Biaya Obat Bermerk Dagang Terhadap Obat Generik Dan Motivasi Konsumen Dalam Memilih Obat Di Apotek Jakarta Selatan Tahun 2007
ABSTRAKrnrnrnrn(A) IRA RESTUANI (2004210092)rnrn(B) ANALISIS MINIMALISASI OBAT BERMERK DAGANG TERHADAP OBAT GENERIK DAN MOTIVASI KONSUMEN DALAM MEMILIH OBAT DI APOTEK JAKARTA SELATANrnrn(C) xi + 116 halaman; 2009; 25 tabel; 5 gambar; 8 lampiranrnrn(D) Kata kunci : minimalisasi, obat bermerk dagang, obat generik, harga obat, lembar resep, motivasi, pasien, apotek.rnrn(E) World Health Organization (WHO) mendefinisikan penggunaan obat yang rasional yaitu bila pasien menerima obat yang sesuai dengan kebutuhan klinik, dalam dosis yang memenuhi kebutuhan individu mereka, untuk periode waktu yang memadai, dengan harga terendah. Penggunaan obat yang rasional perlu dilakukan untuk mencegah pengobatan yang tidak efektif sehingga memerlukan biaya pengobatan yang lebih tinggi. Indonesia berupaya meningkatkan penggunaan obat yang rasional dengan mempromosikan obat generik. Penelitian ini bertujuan untuk megetahui pola peresepan obat generik di apotek Jakarta Selatan, rasio Harga Eceran Tertinggi (HET) antara obat bermerk dagang dengan obat generik, rasio harga obat generik dengan Internasional Reference Price (IRP), rasio harga obat bermerk dagang dengan obat IRP, rasio Harga Jual Apotek (HJA) dengan Indikator Harga Obat Internasional, perbandingan HJA dengan HET dan motivasi konsumen dalam memilih obat. Penelitian dilakukan secara prospektif untuk pengumpulan data kuesioner dan retrosfektif untuk pengumpulan lembar resep selama tahun 2007 pada 15 apotek di Jakarta Selatan. Analisa untuk lembar resep dilakukan secara kuantitaif dan kuesioner dilakukan analisa deskriptif. Hasil analisis lembar resep diperoleh persentase penggunaan obat generik (21,1%), rata-rata item obat per lembar resep (2,12 dan 2,46), rasio HET obat bermerk dagang dengan harga obat generik (1,49-118,4), rasio harga obat generik dengan IRP (0,88-6,23), rasio harga obat bermerk dagang dengan IRP (1,82-129,6) dan rasio HJA dengan Indikator Harga Obat Internasional (0,12-141,75). Kesimpulan ini menunjukkan harga obat bermerk dagang jauh lebih mahal dibanding obat generik, harga obat di Indonesia jauh lebih mahal dibandingkan IRP, rata-rata HJA lebih tinggi dari HET dan motivasi konsumen dalam memilih obat adalah semakin mahal harga obat maka semakin berkhasiat, obat bermerk adalah obat berkualitas, memilih obat yang cepat memberi kesembuhan, memilih obat yang tersedia di warung/apotek terdekat, obat yang cocok adalah obat yang sering digunakan, dan memilih obat dipengaruhi oleh media elektronik/cetak.rnrn(F) Daftar Rujukan: 33 buah (1986-2008)rnrn(G) Yusi Anggriani, S.Si., M.Kes., Apt. rnrn
Tidak tersedia versi lain