Text
PENGARUH PEMBERIAN SUBFRAKSI B-1 dan C-3 EKSTRAK ETIL ASETAT RIMPANG TEMU PUTIH (Curcuma zedoaria (Christm.) Roscoe) TERHADAP KEMAMPUAN FAGOSITOSIS MAKROFAG PERITONEAL MENCIT SECARA IN VITRO.
ABSTRAKrnrnrn(A) SRI HANDAYANI (2001210167)rnrn(B) PENGARUH PEMBERIAN SUBFRAKSI B-1 dan C-3 EKSTRAK ETIL ASETAT RIMPANG TEMU PUTIH (Curcuma zedoaria (Christm.) Roscoe) TERHADAP KEMAMPUAN FAGOSITOSIS MAKROFAG PERITONEAL MENCIT SECARA IN VITRO.rnrn(C) ix + 57 halaman; 7 tabel; 5 gambar; 16 lampiranrnrn(D) Kata kunci: subfraksi B-1 dan C-3 , rimpang temu putih, rn Curcuma zedoaria (Christm.) Roscoe, fagositosis, makrofag peritoneal mencitrnrn(E) Imunomodulator merupakan zat yang dapat mengubah kualitas respon imun, baik untuk menekan respon imun maupun memperkuat respon imun. Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Wardani (2005) dan Sulisvianty (2005) diketahui bahwa fraksi B dan C ekstrak etil asetat rimpang temu putih mempunyai efek sebagai imunomodulator sehingga dilakukan penelitian lanjutan terhadap subfraksi B-1 dan C-3 yang merupakan hasil pemurnian fraksi B dan C dengan metoda Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) dengan melihat pengaruh subfraksi B-1 dan C-3 ekstrak etil asetat serta kombinasinya yaitu subfraksi (B-1+C-3) ekstrak etil asetat rimpang temu putih, terhadap kemampuan fagositosis makrofag peritoneal mencit. Parameter yang diamati pada uji ini adalah aktivitas fagositosis (banyaknya makrofag aktif dalam 100 makrofag) dan kapasitas fagositosis (banyaknya bakteri S. epidermidis yang dimakan oleh 50 makrofag). Hasil uji statistika ANAVA satu arah menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan nilai peningkatan aktivitas fagositosis yang bermakna antar kelompok subfraksi (P>0,05), tetapi terdapat perbedaan nilai peningkatan fagositosis yang bermakna antar kelompok subfraksi (P
Tidak tersedia versi lain