Text
Penapisan Aktivitas Hayati Sitotoksik Dari 25 Isolat Fungi Endofit Serta Isolasi Senyawa Aktif Dari Ekstrak Intraseluler
ABSTRAKrnrnrn(A) HASLINDA (2001210202)rnrn(B) PENAPISAN AKTIVITAS HAYATI SITOTOKSIK DARI 25 ISOLAT FUNGI ENDOFIT SERTA ISOLASI SENYAWA AKTIF DARI EKSTRAK INTRASELULERrnrn(C) ix + 60 halaman; 8 tabel; 12 gambar; 4 lampiran; 2006rn rn(D) Kata kunci : metabolit sekunder, mikroba endofit, fungi endofit, fermentasi, Metode BSLT, karakterisasi senyawa.rnrn(E) Mikroba endofit merupakan mikroba yang hidup didalam jaringan tanaman inangnya dan dapat menghasilkan metabolit sekunder yang berpotensi seperti enzim, zat pengatur tumbuh, anti fungi dan zat anti kanker. Metabolit ini bersifat bioaktif dan bermanfaat bagi tanaman inangnya dan juga bermanfaat bagi manusia. Penelitian tentang bahan alam dari tanaman telah banyak dilakukan tetapi penelitian mengenai mikroba khususnya fungi endofit yang dapat menghasilkan suatu substansi zat anti kanker masih belum banyak dilakukan, oleh karena itu dilakukan penelitian penapisan bioaktifitas dari 25 isolat fungi endofit untuk mengetahui aktivitas biologinya dan mengisolasi senyawa paling aktif dari salah satu isolat yang menunjukkan aktifitas biologi paling tinggi. Untuk mendapatkan metabolit sekunder dilakukan fermentasi cair menggunakan medium Potato Dextrose Broth (PDB) dengan metode kocok selama 4 hari. Kultur hasil fermentasi dipisahkan antara biomassa (intraseluler) dan supernatan (ekstraseluler) yang masing-masing diekstraksi dengan etil asetat dan n-butanol sehingga diperoleh ekstrak etil asetat dan ekstrak n-butanol kemudian masing-masing ekstrak diuji aktivitas biologinya dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) pada konsentrasi 100 dan 10 bpj. Dari hasil penapisan bioaktifitas pada konsentrasi 10 bpj diperoleh satu isolat yang paling aktif yaitu ekstrak etil asetat dari kode isolat BIOMCC-F.097 dengan aktifitas 63,33% kematian dan hasil identifikasi secara makroskopik dan mikroskopik termasuk genus Rhizoctonium dengan LC50 = 10,39 bpj. Ekstrak paling aktif kemudian diidentifikasi dengan KLT dan fraksinasi dengan kromatografi kolom dengan fase diam silika gel 60 dan fase gerak heksan-etil asetat (8 : 2) diperoleh 5 fraksi. Masing-masing fraksi diuji aktifitas biologi terhadap larva udang Artemia salina Leach dengan metode BSLT. Terhadap fraksi yang paling aktif dilakukan tahap isolasi secara KLT preparatif dan diperoleh isolat dengan nilai LC50 20,66 bpj. Terhadap isolat dikarakterisasi dengan pemeriksaan kromatogram KCKT.rnrn(F) Daftar rujukan : 34 buah ( 1972 – 2006)rnrn(G) Dr. S. Broto Sutaryo, Apt; Dr. Chaidir, Apt. rn
Tidak tersedia versi lain