Text
Penetapan Parameter Farmakognosi Dan Uji Antioksidan, Antimikroba, Toksisitas Ekstrak Etil Asetat Kulit Batang Dan Daun Bawang Hutan
ABSTRAKrnrnrn(A) RINAWATI (2005210188)rnrn(B) PENETAPAN PARAMETER FARMAKOGNOSI DAN UJI ANTIOKSIDAN, ANTIMIKROBA, TOKSISITAS EKSTRAK ETIL ASETAT KULIT BATANG DAN DAUN BAWANG HUTAN, Scorodocarpus borneensis Becc. (Olacaceae)rnrn(C) xii + 78 halaman; 10 tabel; 23 gambar; 14 lampiranrnrn(D) Kata kunci: Bawang hutan, Scorodocarpus borneensis Becc. (Olacaceae), antioksidan, antimikroba, toksisitas (BSLT)rnrn(E) Tanaman bawang hutan (Scorodocarpus borneensis Becc.) termasuk dalam suku Olacaceae, mengandung senyawa polisulfida seperti spesies Allium. Ekstraksi dilakukan terhadap kulit batang dan daun secara refluks dan maserasi menggunakan metanol, lalu dipartisi dengan etil asetat, n-butanol, air. Kemudian ekstrak diuji aktivitas antioksidannya dengan metode DPPH, antimikroba dengan metode difusi agar dan toksisitas dengan metode BSLT, selanjutnya ekstrak dengan aktivitas tertinggi difraksinasi. Analisa mikroskopik menunjukkan, kulit batang memiliki sel gabus, parenkim dengan sel pigmen, sel batu, serabut sklerenkim, trachea, kristal Ca oksalat. Parameter farmakognosi menunjukkan, kulit batang memiliki kadar abu total 2,37%; kadar abu tidak larut asam 1,32%; kadar abu larut air 0,24%; kadar sari larut etanol 1,10%; kadar sari larut air 2,09%; kadar air 12,88%; susut pengeringan 14,05%. Identifikasi golongan senyawa kimia menunjukkan, kulit batang mengandung flavonoid, saponin, steroid/triterpenoid, kumarin, sulfida. Uji antioksidan menunjukkan, ekstrak etil asetat kulit batang yang direfluks dan maserasi memiliki IC50 masing-masing 39,66 µg/mL dan 87,08 µg/mL, sedangkan ekstrak etil asetat daun yang direfluks dan maserasi memiliki IC50 masing-masing 182,90 µg/mL dan 1145,00 µg/mL. Uji antimikroba menunjukkan, ekstrak etil asetat kulit batang yang direfluks dan maserasi mempunyai daya hambat masing-masing terhadap Staphylococcus aureus (DDH 8,5 mm) dan Escherichia coli (DDH 9,5 mm), ekstrak etil asetat daun yang dimaserasi mempunyai daya hambat terhadap Escherichia coli (DDH 8 mm), sedangkan ekstrak etil asetat daun yang direfluks tidak mempunyai aktivitas antimikroba. Uji toksisitas menunjukkan, ekstrak etil asetat kulit batang yang direfluks dan maserasi memiliki LC50 masing-masing 40,53 µg/mL dan 63,67 µg/mL, sedangkan ekstrak etil asetat daun yang direfluks dan maserasi memiliki LC50 masing-masing 155,37 µg/mL dan 100,25 µg/mL. Fraksi etil asetat kulit batang secara refluks yang mempunyai efek toksisitas tertinggi adalah fraksi 6 (LC50 10,00 µg/mL), diikuti fraksi 2 (LC50 26,10 µg/mL), fraksi 1 (LC50 32,57 µg/mL), fraksi 3 (LC50 42,87 µg/mL), fraksi 5 (LC50 45,24 µg/mL) dan fraksi 4 (LC50 84,06 µg/mL).rnrn(F) Daftar Rujukan: 30 buah (1966-2009)rnrn(G) Dra. Wiwi Winarti, M.Si., Apt.; DR. Partomuan Simanjuntak, M.Sc., APU.rnrn(H) 2010rn
Tidak tersedia versi lain