Text
Uji Toksisitas, Antioksidan Dan Antibakteri Fraksi n-Butanol Dari Ekstrak Metanol Tanaman Bawang Hutan
ABSTRAKrnrnrn(A) GITA PRIMASARI (2005210074)rnrn(B) UJI TOKSISITAS, ANTIOKSIDAN, DAN ANTIBAKTERI FRAKSI n-BUTANOL DARI EKSTRAK METANOL TANAMAN BAWANG HUTAN (Scorodocarpus borneensis Becc.)rnrn(C) ix + 60 Halaman; 9 Tabel; 10 Gambar; 12 Lampiranrnrn(D) Kata kunci : bawang hutan, Scorodocarpus borneensis Becc. , Olacaceaernrn(E) Bawang hutan (Scorodocarpus borneensis Becc.) merupakan tanaman suku Olacaceae. Bagian dari tanaman dengan tinggi sampai 36m ini bisa dimanfaatkan sebagai bumbu masak karena bau dan fungsi mirip bawang putih. Selain itu juga dapat digunakan sebagai obat antidiare, antibakteri dan antifungi. Telah dilakukan parameter farmakognosi terhadap simplisia kulit batang bawang hutan dengan hasil kadar abu total 2,37%, kadar abu tidak larut asam 1,32 %, kadar abu larut air 0,24%, kadar sari larut air 10,46%, kadar sari larut etanol 5,82%, susut pengeringan 14,05%, kadar air 12,88% dan hasil penapisan fitokimia menunjukkan adanya flavonoid, saponin, steroid, kumarin dan sulfida. Selanjutnya dilakukan ekstraksi kulit batang dan daun bawang hutan dengan metode refluks dan maserasi menggunakan pelarut metanol, lalu dipartisi dan diambil fase n-butanol nya. Terhadap fraksi n-butanol yang didapat dilakukan uji toksisitas, dengan nilai LC50 63,56 bpj pada kulit batang metode refluks; 1,90 bpj pada kulit batang metode maserasi; 72,13 bpj pada daun metode refluks; 83,08 bpj pada daun metode maserasi. Hasil uji antioksidan menunjukkan fraksi n-butanol memiliki aktifitas antioksidan dengan nilai IC50 44,47 bpj pada kulit batang refluks; 61,11 bpj kulit batang maserasi; 147,76 bpj pada daun metode refluks; 168,41 bpj pada daun metode maserasi. Hasil uji antibakteri memberikan DDH terhadap Staphylococcus aureus pada kulit batang 7 mm (refluks); 8 mm (maserasi), pada daun 9 mm (refluks); 9,6 mm (maserasi). DDH terhadap Escherichia coli pada kulit batang 9 mm (refluks); 8 mm (maserasi), pada daun 8,6 mm (refluks); 8,6 mm (maserasi). Dari hasil uji toksisitas dan antibakteri, ekstrak melalui proses maserasi memiliki aktivitas paling baik dibandingkan dengan ekstrak melalui proses refluks, sedangkan berdasarkan uji antioksidan, ekstrak melalui proses refluks memiliki aktivitas yang paling baik. Hasil uji antioksidan fraksi hasil kromatografi kolom ekstrak n-butanol kulit batang refluks menunjukkan fraksi 1 memiliki aktivitas antioksidan tertinggi dengan nilai IC50 89,67 bpj.rnrn(F) Daftar rujukan; 23 buah (1982-2009)rnrn(G) Dr. Sumaryanto, APU.; Dr. Partomuan Simanjuntak, M.Sc., APU.rnrn(H) 2010rnrn
Tidak tersedia versi lain