Art Original
PENGARUH VARIASI PERASA DAN KONSENTRASI SUKROSA PADA MINUMAN JAMU SEGAR EMPONEMPON TERHADAP NILAI HEDONIK DAN UJI STABILITASNYA
Kebiasaan minum jamu di kalangan dewasa muda menurun karena rasanya yang pahit.
Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk membuat jamu yang mengandung emponempon,
yaitu
ekstrak
jahe
merah,
temulawak,
dan
kunyit
dengan
rasa
yang
lebih
disuka
serta
untuk
mengetahui
stabilitas
jamu
variasi
terpilih.
Komposisi
formula
jamu
adalah
ekstrak
kering jahe merah, temulawak, kunyit, pengawet alami, dan dibuat variasi
konsentrasi gula kastor (100 gram & 150 gram) serta perasa (lemon & tropikal). Keempat
formula dilakukan uji hedonik dengan responden tak terlatih usia 19-23 tahun. Formula
terbaik ditentukan berdasarkan hasil skala likert. Formula terpilih diuji stabilitasnya
selama dua bulan pada kondisi suhu ruang (25-30°C), refrigerator (4-8°C), dan climatic
chamber (40°C). Uji stabilitas meliputi organoleptik, volume terpindahkan, pH, aflatoksin
total, PK kurkumin, cemaran logam berat, ALT, AKK, kontaminasi mikroba (E. coli,
Salmonella sp., dan Shigella). Hasil penelitian menunjukkan formula yang paling disukai
adalah formula 3 (150 gram gula, perasa tropikal) karena memiliki rasa yang manis dan
segar. Selama penyimpanan dua bulan tidak ada perubahan organoleptik dan volume
terpindahkan, tetapi pH mengalami penurunan. Kadar kurkumin tidak mengalami
perubahan. Terjadi peningkatan ALT dan AKK pada jamu yang disimpan di suhu ruang
dan refrigerator pada minggu ke-2 hingga ke-4, tetapi tidak terdeteksi tiga bakteri
patogen, aflatoksin total, dan cemaran logam berat selama penyimpanan. Kesimpulan dari
penelitian ini adalah kalangan dewasa muda lebih menyukai jamu dengan rasa manis dan
segar. Jamu yang dibuat memiliki batas stabil kurang dari 2 minggu dan perlu perbaikan
dalam proses produksi.
Tidak tersedia versi lain