Art Original
PENGARUH METODE EKSTRAKSI TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN (DPPH, ABTS, DAN FRAP) SERTA PROFIL FTIR PADA EKSTRAK AIR DAUN MARKISA (Passiflora edulis)
Daun markisa (Passiflora edulis) memiliki kandungan senyawa polifenol dan
senyawa metabolit sekunder seperti flavonoid, alkaloid, tanin dan saponin.
Senyawa polifenol yang terdapat pada daun markisa memiliki sifat sebagai
antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan
metode ekstraksi dari ekstrak air daun markisa terhadap aktivitas antioksidan,
mengetahui pola kromatogram FTIR dan mendapatkan metode ekstraksi yang
terbaik. Pada penelitian ini daun markisa diekstraksi dengan cara maserasi
pada suhu kamar (TR), digesti suhu 40
C (T60),
dekok suhu 90-100
o
C (T40), digesti suhu 60
o
C (TD) dan ultrasonikasi (UAE) kemudian dilakukan uji
aktivitas antioksidan dengan menggunakan metode DPPH, ABTS, dan FRAP
serta dilakukan identifikasi pola kromatogram FTIR. Hasil penelitian
antioksidan dengan metode DPPH memiliki nilai IC50 sebesar 110,95;
107,77; 104,97; 91,32; 114,22 µg/mL. Hasil penelitian antioksidan dengan
metode ABTS memiliki nilai IC50 sebesar 34,24; 38,71; 33,12; 28,54; 42,59
µg/mL. Hasil penelitian antioksidan dengan metode FRAP memiliki kadar
antioksidan sebesar 55,18; 92,00; 87,16; 116,23; 53,75 mg TEAC/g ekstrak.
Hasil identifikasi menggunakan spektroskopi FTIR pada ekstrak air daun
markisa dari berbagai metode esktraksi memiliki pola kromatogram dan
gugus fungsi yang sama. Berdasarkan hasil dari penelitian metode ekstraksi
dengan cara dekok memberikan hasil terbaik pada ekstrak air daun markisa
(Passiflora edulis).
Tidak tersedia versi lain