Art Original
Uji Aktivitas Antiplasmodium Dari Kombinasi Kurkumin Dengan Mangostin Secara in Vitro Pada Kultur Plasmodium Falciparum Strain 3d7
Malaria hingga saat ini masih menjadi masalah kesehatan di seluruh dunia.
Adanya kasus resistensi P. falciparum terhadap obat antimalaria telah
mendorong usaha untuk menemukan obat antimalaria baru dari bahan alam.
Kulit buah manggis (G.mangostana) merupakan alternatif karena mengandung
senyawa xanton yg bersifat antimalaria. Hasil isolasi dan identifikasi dari fraksi
aktifnya ditemukan senyawa yang dapat menghambat pertumbuhan
P.falciparum yaitu mangostin. Kunyit (Curcuma domestica) juga dapat
dignakan sebagai alternatif karena mengandung zat warna alam (kurkumin).
Dimana pada penelitiaan sebelumnya kunyit dapat menghambat pertumbuhan
P.falciparum. Pemakaian dari kurkumin ini sering dikombinasikan, karena
harganya yang murah dan memiliki aktivitas antiplasmodium yang kuat,
sedangkan mangostin memiliki aktivitas antiplasmodium yang tidak terlalu kuat
bila dibandingkan dengan kurkumin. Untuk itu saya ingin mencoba meneliti
kombinasi kurkumin dengan mangostin. Diharapkan kombinasi ini dapat
meningkatkan efikasi terapi dibandingakn monoterapi. Penelitian ini bertujuan
untuk melihat aktivitas antiplasmodium dari kombinasi kurkumin dengan
mangostin serta kurkumin atau mangostin tunggal yang dilakukan secara in vitro
dengan metode mikroskopi. Hasil penelitian menunjukkan kurkumin tunggal
nilai IC50 7,9143 µg/mL memiliki aktivitas antiplasmodium yang lebih kuat
dibandingkan kombinasinya dengan mangostin (1:1) nilai IC50 11,9701 µg/mL
maupun terhadap mangostin tunggal nilai IC50 18,8630 µg/mL (kurkumin >
kombinasi kurkumin dengan mangostin > mangostin).
Tidak tersedia versi lain