Text
Analisis Metode Konsumsi Dalam Manajemen Persediaan Obat Dan Alternatif Pengembangannya Dengan Metode Balanced Scorecard Di Klinik X
Gaya hidup masyarakat saat ini mengalami perubahan, termasuk dalam hal merawat
kulit dan kecantikan. Klinik X adalah salah satu klinik kecantikan di Jakarta yang
memberikan pelayanan kepada masyarakat. Klinik X disamping pelayanan medis
juga melakukan pelayanan kefarmasian berupa layanan obat dan bahan medis habis
pakai. Dalam pelayanan klinik, sekitar 50% dari seluruh pendapatan klinik berasal
dari pengelolaan perbekalan farmasi. Peranan persediaan pada perusahaan sangat
penting untuk mendukung kegiatan operasional. Pengendalian persediaan
merupakan bagian dari Konsep Balanced Scorecard sebagai alat mengukur kinerja
selanjutnya akan disingkat BSC. Dari data yang diperoleh pada tahun 2018, 2019
dan 2020, Klinik X mengeluarkan biaya sebesar Rp. 1.945.108, Rp. 2.402.102, dan
Rp. 2.197.907 untuk biaya pemesanan obat dan bahan medis habis pakai. Tujuan
penelitian ini adalah mengetahui efektivitas metode konsumsi yang digunakan
Klinik X dan menganalisis alternatif Inventory Management Klinik X yang lebih
efektif dengan pendekatan Balanced scorecard. Penelitian ini merupakan
penelitian Deskriptif, dengan desain penelitian eksploratif. Metode pengumpulan
data melalui wawancara, observasi dan pengisian kuesioner. Wawancara dilakukan
secara terstruktur kepada informan, yaitu pemilik Klinik X dan Apoteker sebagai
penanggung jawab persediaan. Data observasi dengan melakukan evaluasi proses
kerja pada tahap perencanaan dan pengadaan. Sedangkan pengisian kuesioner
dilakukan untuk mengukur tingkat kepuasan pelanggan yang diambil dari 30
responden sesuai kriteria inklusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode
EOQ lebih efektif dalam manajemen persediaan di Klinik X dibandingkan dengan
metode konsumsi, JIT maupun MMSL. Hasil perbandingan selisih biaya antara
metode konsumsi dengan EOQ pada tahun 2018, 2019 dan 2020 masing-masing
adalah sebesar Rp. 1.400.029 dengan presentase 37,17%, Rp. 1.848.519 dengan
presentase 29,94%, dan Rp. 1.704.979 dengan presentase 34,10%. Hasil
perbandingan selisih biaya antara metode konsumsi dengan metode EOQ ini lebih
besar dibandingkan hasil perbandingan antara metode konsumsi dengan JIT
maupun metode konsumsi dengan MMSL. Kemudian hasil pengukuran
menggunakan Balanced scorecard diketahui metode alternatif lebih efektif
dibandingkan dengan metode konsumsi dalam pengendalian persediaan untuk
Klinik X, hal ini dapat dilihat dari adanya perbaikan pada perspektif keuangan dan
perspektif pelanggan saat menggunakan metode EOQ dibandingkan dengan metode
konsumsi. Sedangkan perspektif bisnis internal tidak mengalami perubahan, yaitu
respon times yang masih di bawah target ketika menggunakan metode konsumsi
maupun EOQ di Klinik X
Tidak tersedia versi lain