Text
Evaluasi Penggunaan Antibiotik Definitif Pada Sepsis Neonatorum Awitan Dini Dan Lambat Di Rspad Gatot Soebroto
Angka kejadian sepsis neonatorum yang tinggi karena sulitnya penegakan
diagnosis disebabkan karakteristik klinis tidak spesifik (1). Pasien akan
mendapatkan antibiotik setelah 1 jam diduga sepsis (2). Hal ini meningkatkan
resistensi karena penggunaan antibiotik tidak rasional. Maka perlu dilakukannya
penelitian ini yang bertujuan untuk mengevaluasi karakteristik ibu dan
neonatorum serta penggunaan antibiotik definitif pada pasien neonatorum
terdiagnosis sepsis di RSPAD Gatot Soebroto periode Januari 2017– Januari 2020.
Studi kuantitatif ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan kohort
retrospektif. Penelitian ini menggunakan data rekam medis yang memenuhi
kriteria inklusi. Evaluasi kuantitas antibiotik menggunakan metode defined daily
dose (DDD) dan kualitas menggunakan metode Kunin. Data di analisis secara
bivariat dengan uji chi square pada p≤0.05.
Terdapat 98 pasien terbagi menjadi sepsis neonatorum awitan dini
(SNAD) 55 pasien; sepsis neonatorum awitan lambat (SNAL) 43 pasien.
Hubungan bermakna antara karakteristik ibu dengan penyakit selama masa
kehamilan terhadap SNAD (p= 0.025), jenis kehamilan terhadap SNAL (p=
0.020). Hubungan bermakna antara karakteristik pasien variabel detak jantung
terhadap SNAD (p= 0.010). Evaluasi metode DDD didapatkan antibiotik yang
sering digunakan yaitu meropenem 20.147 DDD/100 patient days. Analisis
hubungan antara metode Kunin terhadap luaran klinis pasien SNAD (p= 0.175;
RR= 2.316; 95%Cl= 0.677-7.919), lama rawat (p= 0.057; RR= 4.929; 95%Cl=
0.954-25.469). Analisis hubungan antara metode Kunin terhadap luaran klinis
pasien SNAL (p= 0.811; RR= 1.167; 95%Cl= 0.331-4.116), lama rawat (p=
0.110; RR= 0.525; 95%Cl= 0.391-1.705). Hasil tersebut menunjukkan bahwa
tidak ada hubungan bermakna antara kerasionalan penggunaan antibiotik definitif
dengan luaran kinis serta lama rawat yang di nilai menggunakan metode Kunin.
Tidak tersedia versi lain