Text
Profil Pengobatan Dan Struktur Biaya Langsung Pasien Hemodialisis Poli Rawat Jalan Di Rumah Sakit Bhayangkara Tk. I R. Said Sukanto
Peningkatan unit cost dalam pembiayaan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit
merupakan salah satu permasalahan penting, namun di sisi lain biaya kesehatan
diatur oleh pembiayaan BPJS, dimana rumah sakit harus memberikan pelayanan
optimal dengan tidak mengurangi mutu pelayanan rumah sakit. Masalah unit cost
ini menjadi semakin penting terkait penyakit kronis yang memerlukan terapi
intensif, seperti Gagal Ginjal Kronis (GGK). Penelitian kuantitatif deskriptif ini
dimaksudkan untuk mengevaluasi biaya pengobatan pada pasien GGK yang
mendapat terapi hemodialisis (HD) di RS Bhayangkara TK. I R. Said Sukanto
yang merupakan rumah sakit tipe A, di Jakarta Timur. Pada penelitian yang
dilakukan pada periode Maret-Mei 2018 ini, diambil 122 pasien sebagai sampel,
secara acak. Data sekunder diambil dari rekam medis dan bagian penagihan
keuangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa profil pengobatan untuk terapi
HD secara umum telah sesuai (100%), namun dari penangan anemia yang terjadi
pada penderita GGK, 45 pasien (36,9%) belum memperoleh EPO sesuai panduan
Pernefri, dengan demikian pasien yang mendapat pengobatan EPO yang sesuai
sekitar 63,1%. Hasil perhitungan biaya menunjukkan bahwa rerata biaya terapi
HD pasien di RS Bhayangkara TK. I R. Said sukanto terbilang tinggi, Rp.
968.887,00. Sementara itu, jika seluruh panduan Pernefri diikuti, rerata biaya per
pasien per kedatangan mencapai Rp. 1.012.411,00. Hasil biaya ini bila
dibandingkan dengan tarif INA CBGs yang ditetapkan pemerintah (Rp.
982.400,00) adalah Rumah Sakit hanya memperoleh sedikit sekali keuntungan
bahkan cenderung mengalami kerugian.
Tidak tersedia versi lain