Text
HUBUNGAN KERASIONALAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK DENGAN LAMA TINGGAL PASIEN DEMAM TIFOID DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PMI BOGOR TAHUN 2020
Demam tifoid merupakan infeksi S.typhi yang selalu menempati 10 besar kasus
rawat inap tertinggi di RS PMI Bogor tahun 2016-2020. Antibiotik lini pertama
penyakit demam tifoid telah digunakan puluhan tahun dan pada akhirnya
dilaporkan banyak kasus resistensi akibat penggunaan antibiotik yang tidak
rasional. Ketidakrasionalan penggunaan antibiotik dapat mempengaruhi lama
rawat, sehingga akan meningkatkan biaya perawatan total. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan kerasionalan penggunaan antibiotik
dengan lama tinggal pasien demam tifoid di RS PMI Bogor tahun 2020. Desain
penelitian bersifat observasional dengan pengambilan data secara retrospektif
melalui rekam medis pasien demam tifoid yang berusia 17-64 tahun. Digunakan
teknik total sampling dan diperoleh 95 pasien yang memenuhi inklusi.
Kerasionalan dievaluasi berdasarkan Clinical Pathway dan Panduan Praktik
Klinis (PPK) menggunakan metode Gyssens. Sebanyak 86 pasien (90,53%)
mendapat antibiotik tunggal, 4 pasien (4,21%) menggunakan kombinasi dua
antibiotik, dan 5 pasien (5,26%) mendapat pergantian antibiotik. Penggunaan
antibiotik terbanyak yaitu pada terapi tunggal ceftriaxone (69,47%),
cefoperazone (10,53%), meropenem (5,26)%, dan levofloxacin (4,21%). Hasil
evaluasi menunjukkan 58,18% tergolong rasional (kategori 0), sedangkan
lainnya tergolong tidak rasional dengan kategori IVa (7,27%), kategori IVb
(6,36%), kategori IVc (2,73%), kategori IVd (6,36%), kategori IIIa (2,73%),
kategori IIIb (13,64%), dan kategori IIa (2,73%). Berdasarkan uji Chi-Square
diperoleh nilai p=0,002 (p
Tidak tersedia versi lain