Text
PENGARUH PELARUT EKSTRAKSI TERHADAP AKTIVITAS PENGHAMBATAN ENZIM α-GLUKOSIDASE DARI KOMBINASI EKSTRAK BERAS KETAN HITAM DAN HERBA KUMIS KUCING
(A) NURUL MAULIDA RIZKA
(B) PENGARUH PELARUT EKSTRAKSI TERHADAP AKTIVITAS
PENGHAMBATAN ENZIM α-GLUKOSIDASE DARI KOMBINASI
EKSTRAK BERAS KETAN HITAM DAN HERBA KUMIS KUCING
(C) xi + 106 halaman; 8 tabel; 18 gambar; 17 lampiran
(D) Kata Kunci : Pengaruh Pelarut, Kombinasi Ekstrak, Enzim α-glukosidase,
Beras Ketan Hitam (Oryza sativa L. Var glutinosa), Herba Kumis Kucing
(Orthosiphon stamineus Benth)
(E) Beras ketan hitam (Oryza sativa L. Var glutinosa) dan herba kumis kucing
(Orthosiphon stamineus Benth) memiliki khasiat sebagai antidiabetes.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelarut terhadap aktivitas
antidiabetes dengan melihat nilai IC50 ekstrak tunggal dan kombinasi ekstrak
serta ada atau tidaknya interaksi sinergis pada kombinasi ekstrak. Pada
penelitian ini, kedua tanaman diekstraksi dengan dua jenis pelarut berbeda
yaitu etanol 96% dan air. Kemudian, ekstrak tunggalnya dicampurkan dengan
perbandingan 1:1, 1:2, dan 2:1 sesuai dengan jenis pelarutnya. Nilai IC50
diperoleh dengan metode uji aktivitas penghambatan enzim α-glukosidase dan
akarbosa sebagai kontrol positif. Serapan diukur pada panjang gelombang
400 nm. Hasil penelitian menunjukkan, ekstrak etanol 96% beras ketan hitam
memiliki nilai IC50 sebesar 68,02 μg/mL dan herba kumis kucing sebesar
79,98 μg/mL. Kemudian untuk ekstrak air beras ketan hitam memiliki nilai IC50
sebesar 59,77 μg/mL dan herba kumis kucing sebesar 54,08 μg/mL. Kombinasi
ekstrak 1:2 dengan pelarut etanol 96% maupun pelarut air memberikan
interaksi sinergis dibandingkan kombinasi ekstrak yang lain dengan nilai
inhibisi 61,30 μg/mL untuk ekstrak etanol 96% dan 45,21 μg/mL untuk ekstrak
air. Berdasarkan penelitian ini, disimpulkan bahwa ekstrak air lebih aktif dalam
menghambat enzim α-glukosidase dibandingkan ekstrak etanol 96% dan hanya
kombinasi ekstrak 1:2 yang memiliki interaksi sinergis.
(F) Daftar Rujukan: 39 buah (1977-2018)
(G) Prof. (ris). Dr Partomuan Simanjuntak, M.Sc. ;
Eris Septiana, M.Si.
(H) 2019
Tidak tersedia versi lain