Text
PENINGKATAN AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK RIMPANG TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) DENGAN PEMBENTUKAN MODIFIKASI NANOPARTIKEL KITOSAN-SISTEAMIN
ABSTRAK
(A) CLARISA ISAKH (2014210050)
(B) PENINGKATAN AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK RIMPANG TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) DENGAN PEMBENTUKAN MODIFIKASI NANOPARTIKEL KITOSAN-SISTEAMIN
(C) xi + 119 halaman ; 22 tabel; 10 gambar; 24 lampiran
(D) Kata kunci: kitosan, kitosan sisteamin, temulawak, Curcuma xanthorrhiza, antimikroba, nanopartikel
(E) Kitosan merupakan karbohidrat golongan polisakarida yang dimodifikasi secara kimia membentuk kitosan sisteamin agar didapati sifat polimer yang lebih baik dari sebelumnya. Berdasarkan pertimbangan sifat bioadhesif, kitosan sisteamin dapat dimanfaatkan sebagai agen sistem penghantar obat yang akan dibuat dalam bentuk nanopartikel dengan menggunakan senyawa aktif yang berasal dari ekstrak rimpang temulawak kemudian diuji aktivitas antimikrobanya. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan sintesis tiomer kitosan sisteamin, mengetahui dan membandingkan aktivitas antimikroba antara ekstrak dan nanopartikel ekstrak rimpang temulawak terhadap Escherichia coli, Staphylococcus aureus dan Candida albicans. Metode gelasi ionik digunakan untuk pembentukan nanopartikel basis kitosan dan basis kitosan sisteamin yang sebelumnya diuji sifat mukoadhesifnya tanpa adanya senyawa aktif. Dilakukan pembentukan nanopartikel ekstrak, lalu dikarakterisasi ukuran partikel, indeks polidispersitas, dan zeta potensial. Ekstrak temulawak dan nanopartikel ekstrak diuji aktivitas antimikrobanya menggunakan difusi agar dan selanjutnya untuk menentukan konsentrasi hambat minimum (KHM) dengan dilusi cair. Hasil karakterisasi nanopartikel kitosan dan kitosan sisteamin menunjukkan ukuran partikel 714,3 nm dan 699,7 nm, indeks polidispersitas sebesar 0,806 dan 0,795, zeta potensial sebesar -15,9 mV dan -18,5 mV. Hasil uji aktivitas antimikroba nanopartikel ekstrak menunjukkan adanya peningkatan aktivitas terhadap Escherichia coli dan Staphylococcus aureus serta Candida albicans dibandingkan dengan ekstrak temulawak. Nilai KHM ekstrak dan nanopartikel ekstrak terhadap Escherichia coli dan Staphylococcus aureus yaitu 500 bpj. Nilai KHM ekstrak dan nanopartikel ekstrak terhadap Candida albicans berturut-turut sebesar 600 bpj dan 500 bpj. Dapat disimpulkan bahwa aktivitas antimikroba nanopartikel ekstrak temulawak lebih baik dibandingkan ekstrak temulawak.
(F) Daftar Rujukan : 36 (2003-2017)
(G) Dr. rer. nat. Deni Rahmat, S.Si., M.Si., Apt. ; Dra. Syarmalina, M.Si,Apt.
(H) 2018
Tidak tersedia versi lain