Text
DETEKSI CEPAT BOVINE GENITAL CAMPYLOBACTERIOSIS MENGGUNAKAN TRANSPORT ENRICHMENT MEDIUM TERMODIFIKASI DENGAN METODE MULTIPLEX POLYMERASE CHAIN REACTIO
ABSTRAK
(A) AZAHRA FRIZA NABILA (2014210033)
(B) DETEKSI CEPAT BOVINE GENITAL CAMPYLOBACTERIOSIS MENGGUNAKAN TRANSPORT ENRICHMENT MEDIUM TERMODIFIKASI DENGAN METODE MULTIPLEX POLYMERASE CHAIN REACTION .
(C) xvi + 67 halaman; 6 tabel; 8 gambar; 7 lampiran
(D) Kata kunci : BGC, Campylobacter fetus subsp. Venerealis , Modifikasi TEM, Multiplex PCR, Transport Enrichment Medium.
(E) Bovine Genital Campylobacteriosis (BGC) merupakan penyakit genital menular pada sapi dengan gejala infertilitas disebabkan oleh Campylobacter fetus subsp. Venerealis (Cfv). Penyakit ini tidak menunjukan gejala klinis yang spesifik sehingga dapat menyebabkan kerugian ekonomi besar dan sulit untuk di diagnosis. Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi cepat penyakit BGC menggunakan media modifikasi TEM dengan multiplex PCR serta mengetahui sensitivitas mPCR terhadap sampel. Penelitian ini menggunakan media modifikasi TEM dan larutan PBS yang dispiked dengan isolat bakteri dibuat dalam seri pengenceran dengan konsentrasi 100,101,102,103,104,105 (CFU/mL). Sampel dalam media modifikasi TEM diinkubasi pada suhu ruangan selama 1, 3 dan 6 hari. Perlakuan yang sama diberikan terhadap sampel dalam larutan PBS, namun tanpa proses inkubasi kemudian DNA diekstraksi dan diamplifikasi dengan mPCR. Pengujian dengan mPCR diperlukan untuk membedakan kedua subspesies dari Campylobacter fetus secara simultan dengan waktu yang lebih cepat. Hasil mPCR menunjukkan terdapat band/pita DNA Cfv terlihat pada sampel dalam larutan PBS dan media modifikasi TEM dengan sensitifitas yang berbeda-beda dan dengan metode ini dapat mendeteksi BGC lebih cepat hanya diperlukan waktu 3 hari sampai didapatkan hasil diagnosis dibandingkan dengan metode konvensional. Pengujian dengan larutan PBS terlihat pita DNA yang muncul tipis pada konsentrasi 105 CFU/mL sedangkan pengujian dengan media modifikasi TEM muncul pita DNA yang terlihat jelas dan terjadi peningkatan limit deteksi dari 105 CFU/mL pada hari pertama inkubasi menjadi 102 CFU/mL pada hari ketiga dan keenam inkubasi.
(F) Daftar rujukan : 41 buah (1981-2018)
(G) Prof (ris) drh. Darmono.,MSc ; Dr drh. Rahmat Setya Adji
(H) 2018
Tidak tersedia versi lain