Text
INTERAKSI EKSTRAK ETANOL HERBA SAMBILOTO (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees) DENGAN GLIBENKLAMID TERHADAP EKSPRESI GEN CYP3A4 PADA KULTUR SEL HEPG2
INTERAKSI EKSTRAK ETANOL HERBA SAMBILOTO
(Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees) DENGAN GLIBENKLAMID TERHADAP EKSPRESI GEN CYP3A4 PADA KULTUR SEL HEPG2
ABSTRAK
Diabetes melitus (DM) merupakan salah satu penyakit metabolik kronis yang ditandai dengan hiperglikemia. Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2008 menunjukkan prevalensi diabetes melitus di Indonesia mencapai 57%. Tahun 2012 penderita diabetes di dunia mencapai 371 juta orang, dengan perikiraan penderita diabetes tipe 2 mencapai 95% dan penderita diabetes tipe 1 hanya 5%. Berbagai terapi dilakukan untuk mengatasi hiperglikemia, baik dengan penggunaan obat antidiabetes oral maupun tanaman herbal berkhasiat antidiabetes. Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees) merupakan salah satu herbal antidiabetes yang banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia. Andrografolida merupakan zat aktif yang terdapat dalam sambiloto yang berperan sebagai agen antidiabetes. Senyawa yang terdapat dalam herbal dapat berinteraksi dengan obat sintesis jika digunakan dalam waktu yang bersamaan. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa herba sambiloto merupakan inhibitor kompetitif enzim CYP3A4 pada manusia, dimana Glibenklamid dimetabolisme oleh enzim tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data interaksi ekstrak etanol herba sambiloto dengan glibenklamid terhadap ekspresi gen CYP3A4 pada kultur sel HepG2. Metode penelitian yang digunakan merupakan jenis penelitian eksperimental kuantitatif yang melihat pengaruh interaksi ekstrak etanol herba sambiloto dengan glibenklamid terhadap ekspresi gen CYP3A4 pada kultur sel HepG2. Data hasil interaksi tersebut dianalisis dengan metode yang dijelaskan oleh Pfaffl. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi penurunan ekspresi gen CYP3A4 pada pengujian sampel tunggal, yaitu glibenklamid pada konsentrasi 50 dan 100 μg/mL sebesar 0,89 dan 0,53 dibandingkan dengan kontrol negatif. Kemudian, pada sampel ekstrak etanol herba sambiloto tunggal juga terjadi penurunan ekspresi gen, yaitu pada konsentrasi 50 dan 100 μg/mL sebesar 0,82 dan 0,70. Penurunan ekspresi gen CYP3A4 juga terjadi pada kombinasi ekstrak dan glibenklamid, yaitu pada konsentrasi 50 dan 100 μg/mL sebesar 0,84 dan 0,72. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terjadi penurunan ekspresi gen CYP3A4 baik pemberian tunggal glibenklamid dan ekstrak etanol herba sambiloto maupun kombinasi ekstrak dan glibenklamid seiring dengan peningkatan konsentrasi sampel.
Kata kunci: Diabetes melitus, Glibenklamid, Sambiloto, Ekspresi Gen, CYP3A4, HepG2.
Tidak tersedia versi lain