Text
FORMULASI KRIM ANTIJERAWAT EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera L.) DENGAN VARIASI JENIS STIFFENING AGENT DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI SECARA IN VITRO
ABSTRAK
(A). DIAN EVANGELINE ADVENTINA SIRINGO-RINGO (2013210057)
(B). FORMULASI KRIM ANTIJERAWAT EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera L.) DENGAN VARIASI JENIS STIFFENING AGENT DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI SECARA IN VITRO
(C). xvii + 143 halaman; 32 tabel; 28 gambar; 31 lampiran
(D). Kata kunci: daun kelor, krim antijerawat, Staphylococcus aureus, stiffening agent
(E). Daun kelor (Moringa oleifera L.) adalah salah satu bahan alam yang diketahui dapat bersifat sebagai antibakteri penyebab jerawat yaitu Staphylococcus aureus karena kandungan senyawa flavonoid, saponin, tannin, steroid, triterpenoid, kuinon dan minyak atsiri yang berperan langsung sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan ekstrak daun kelor dalam bentuk sediaan krim tipe M/A untuk meningkatkan kemudahan penggunaan dan aktivitas sebagai antijerawat serta untuk mengetahui pengaruh jenis stiffening agent terhadap stabilitas fisik dan kimia krim. Serbuk simplisia diekstraksi dengan etanol 70% dan ditentukan Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Berdasarkan nilai KHM, krim dibuat dalam dua formula dengan variasi jenis stiffening agent yaitu setil alkohol dan setostearil alkohol. Aktivitas krim sebagai antijerawat diuji secara in vitro dengan pengamatan Diameter Daerah Hambat (DDH). Terhadap krim dilakukan evaluasi mutu fisik, kimia dan mikrobiologi serta diuji stabilitas fisik dan kimia pada suhu 40°C selama 6 minggu. Data uji stabilitas dianalisa secara statistik menggunakan metode analisa ANOVA 1 arah dengan asas kepercayaan α = 0,05 untuk menarik simpulan. Hasil penelitian diperoleh nilai KHM ekstrak yaitu 7% dengan DDH 10,458 mm. DDH formula 1 dan formula 2 yaitu 9,242 mm dan 8,717 mm. Hasil uji stabilitas formula 1 dan formula 2 secara berturut-turut yaitu viskositas 48.666,67 cps dan 59.333,33 cps dengan sifat alir tiksotropi plastis, terjadi pemisahan ekstrak dari basis krim setinggi 1,23 cm dan 1 cm, ukuran globul krim 58,88 μm dan 58,09 μm, daya sebar krim 1.239,83 mm2 dan 999,59 mm2 serta pH krim 6,17 dan 6,20. Berdasarkan hasil analisis statistik, terdapat pengaruh perbedaan jenis stiffening agent terhadap stabilitas fisik dan kimia sediaan krim. Formula 2 merupakan formula krim terpilih dengan setostearil alkohol sebagai stiffening agentnya.
(F). Daftar Pustaka: 37 (1985-2016)
(G). Dra. Lungguk Hutagaol, M.pd., M.Farm., Apt.
(H). 2017
Tidak tersedia versi lain