Text
KEJADIAN DISKREPANSI PENCATATAN RIWAYAT PENGGUNAAN OBAT OLEH DOKTER DAN APOTEKER PADA PASIEN RAWAT INAP DI RSUPN DR. CIPTO MANGUNKUSUMO
ABSTRAK
(A) KHOIRUNNISA (2013210116)
(B) KEJADIAN DISKREPANSI PENCATATAN RIWAYAT PENGGUNAAN OBAT OLEH DOKTER DAN APOTEKER PADA PASIEN RAWAT INAP DI RSUPN DR. CIPTO MANGUNKUSUMO
(C) x + 128 halaman; 4 tabel; 2 gambar; 6 lampiran
(D) Kata kunci : Diskrepansi, Riwayat Penggunaan Obat, Rekonsiliasi
(E) Seorang dokter harus mampu mendapatkan informasi tentang riwayat penggunaan obat, melalui wawancara dengan pasien atau keluarga pasien. Selain dokter, tenaga kesehatan lain dalam hal ini apoteker juga mempunyai kompetensi untuk melakukan pengambilan riwayat penggunaan obat. Dalam proses pengambilan riwayat penggunaan obat pasien oleh dokter dan apoteker ada kemungkinan terjadi diskrepansi pencatatan. Menyadari pentingnya pencatatan riwayat penggunaan obat, pihak rumah sakit perlu mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki dan menerapkan sistem yang tepat sehingga didapatkan pencatatan riwayat penggunaan obat pasien yang akurat dan lengkap pada saat pasien masuk rumah sakit. Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan pencatatan riwayat penggunaan obat yang dilakukan oleh dokter dan apoteker serta mengetahui profil yang terlibat dalam kejadian diskrepansi. Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang dimana pengumpulan data secara konkuren dari formulir pencatatan riwayat penggunaan obat yang digunakan pasien sebelum masuk rumah sakit oleh dokter dan apoteker selama periode Februari-April 2017. Hasil penelitian menunjukkan dari 134 formulir pencatatan riwayat penggunaan obat yang dilakukan oleh dokter dan apoteker ditemukan diskrepansi sebesar 114 formulir (85%) meliputi obat, dosis, frekuensi, cara pemberian dan jumlah obat. Ditemukan 107 (80%) diskrepansi nama obat, 110 (82%) diskrepansi dosis obat, 110 (82%) diskrepansi frekuensi pemberian obat, 106 (79%) diskrepansi cara pemberian obat, 107 (80%) diskrepansi jumlah obat. Kolaborasi antara dokter dan apoteker dalam melakukan pencatatan riwayat penggunaan obat dapat meminimalisir kejadian diskrepansi sehingga dapat mencegah penempatan pasien pada risiko yang signifikan seperti komplikasi terkait pengobatan yang bisa mengakibatkan rawat inap yang berkepanjangan atau kematian.
(F) Daftar Rujukan : 18 buah (1993-2017)
(G) Hesty Utami, R. S.Farm., M.Clin, Ph.D., Apt; Dra. Yulia Trisna, M.Pharm., Apt.
(H) 2017
Tidak tersedia versi lain