Text
Penggunaan Antibiotika Pada Penderita Demam Tifoid Anak Yang Dirawat Inap Di RSAB Harapan Kita Jakarta Pada Tahun 2004
ABSTRAKrnrnrnrn(A) ERVANI MUTI (2099210200)rnrn(B) PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PENDERITA DEMAM TIFOID ANAK YANG DIRAWAT INAP DI RSAB HARAPAN KITA JAKARTA PADA TAHUN 2004rnrn(C) ix + 77 halaman; 2006; 19 tabel; 10 lampiran.rnrn(D) Kata kunci: penggunaan, antibiotika, tifoid, anak, dosis, jenis, interaksi, kombinasi, rumah sakit anak dan bersalin harapan kita.rnrn(E) Demam tifoid masih endemi dan merupakan penyakit infeksi yang menjadi masalah kesehatan yang serius di Indonesia, dengan angka kejadian rata-rata pertahun 800/100.000 penduduk. Antibiotika merupakan kelompok obat utama pada terapi demam tifoid. Penggunaan antibiotika yang tidak tepat dapat menimbulkan resistensi dan efek samping. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketepatan dan ketidaktepatan penggunaan antibiotika pada anak penderita demam tifoid yang dirawat inap di RSAB selama tahun 2004. Penelitian dilakukan secara retrospektif dengan mengumpulkan data dari hasil pemeriksaan bakteri dengan hasil positif Salmonella typhosa yang kemudian dilanjutkan dengan penelusuran terhadap data rekam medik penderita pada kelompok usia 0-18 tahun. Seluruh data yang dikumpulkan kemudian dilakukan pengorganisasian dan analisa data untuk mengetahui ketepatan dan ketidaktepatan penggunaan antibiotika berdasarkan jenis dan dosisnya dibandingkan dengan S.O.P rumah sakit, kombinasi, dan interaksi yang terjadi. Selama tahun 2004 total 31 pasien, 58% adalah laki-laki dan 42% adalah perempuan, kelompok usia 6-10 tahun 45.2%, lama tinggal di RS 6-10 hari 51.6%. Pada 71% pasien telah mendapatkan antibiotika yang sesuai dalam daftar S.O.P (31% kloramfenikol). Pada 3.2% pasien dengan penggunaan antibiotika yang tidak ada dalam S.O.P dan 25.8% pasien penggunaan antibiotika gabungan. Pengunaan antibiotika di rumah sakit paling banyak menunjukan dosis tepat adalah kloramfenikol (55.6%), sedangkan penggunaan antibiotika dirumah paling banyak menunjukan dosis tepat adalah kloramfenikol (18.2%). Berdasarkan rute pemberian 84% parenteral dan peroral, dengan 50% diberikan dalam sediaan injeksi iv (drip) dan sirup. Berdasarkan status pulang penderita 100% pasien sembuh, namun pasien tetap menjalani rawat jalan dan pasien tetap dibekali antibiotika untuk komsumsi selama perawatan dirumah.rn rn(F) Daftar rujukan: 24 buah (1992-2004); 8 jurnal.rnrn(G) Dra. Aluwi Nirwana S, M.Pharm., Apt; Dr. Sri Kusumo Hamdani Sp.A.rn
Tidak tersedia versi lain