Text
Formulasi Sediaan Sabun Cair Minyak Kayu Putih (Melaleuca leucadendra L.) Dengan Natrium Lauril Sulfat Sebagai Deterjen
ABSTRAKrnrnrn(A) PALUPI KADARUNI (2000210118).rnrn(B) FORMULASI SEDIAAN SABUN CAIR MINYAK KAYU PUTIH (Melaleuca leucadendra L.) DENGAN NATRIUM LAURIL SULFAT SEBAGAI DETERJEN.rn rn(C) xi + 82 halaman; 2005; 30 tabel; 15 gambar; 13 lampiran.rnrn(D) Kata kunci : natrium lauril sulfat, deterjen, minyak kayu putih, sabun cair.rnrn(E) Minyak kayu putih mengandung bahan aktif sineol yang berfungsi sebagai antiseptik, sehingga dapat digunakan sebagai bahan aktif sabun cair. Sabun cair merupakan sediaan pembersih kulit berbentuk cair yang dibuat dari bahan dasar sabun atau deterjen dengan penambahan bahan lain yang dicairkan dan digunakan untuk mandi tanpa menimbulkan iritasi pada kulit. Telah dilakukan penelitian formula sediaan sabun cair minyak kayu putih 1,5% sebagai bahan aktif antiseptik, digunakan natrium lauril sulfat sebagai deterjen dengan konsentrasi berbeda-beda dan bahan tambahan lainnya. Dilakukan optimasi kecepatan dan waktu terhadap homogenitas formula dasar sabun cair selama 1 minggu didapat kecepatan 1200 rpm selama 5 menit tetap homogen dan tidak berbusa, kemudian dilakukan optimasi formula lengkap sabun cair terhadap volume sedimentasi (F) dan terjadinya kriming sebanyak 6 formula selama 1 minggu dihasilkan formula IV tetap stabil pada hari ke-7 dengan volume sedimentasi (F) = 0,998 atau F mendekati 1. Sediaan sabun cair formula IV dievaluasi secara fisik selama 6 minggu pada penyimpanan suhu kamar (28-300C) dan 400C meliputi, pemeriksaan organoleptis didapat formula yang stabil; homogen dan tidak memisah; dengan viskositas 2.040-79.600 cps; sifar alir 516,20-56927,65 non Newton tiksotropi; pemeriksaan bobot jenis didapat 1,0204-1,0210 g/ml; pemeriksaan tegangan permukaan menghasilkan 31,64-32,82 dyne/cm; pengukuran tinggi busa dalam air suling 0,5-1,8 cm dalam air sadah 0,4-0,9 cm; pemeriksaan pH sediaan yaitu 4,85-5,05; pemeriksaan tipe emulsi yaitu tipe M/A; dengan ukuran partikel fase terdispersi 0,375-31,25 m.rnrn(F) Daftar Rujukan: 36 buah (1970-2004).rnrn(G) Dra. Kartiningsih, M.Si., Apt.rn
Tidak tersedia versi lain