Text
Evaluasi Penggunaan Antibiotika Golongan Sefalosporin Pada Pasien Dewasa Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan Tahun 2006
ABSTRAKrn rnrnrn(A) MARTHINA BERLIANA (2003210042)rnrn(B) EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA GOLONGAN SEFALOSPORIN PADA PASIEN DEWASA DEMAM TIFOID RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT PERSAHABATAN TAHUN 2006rnrn(C) x + 103 halaman; 2008; 16 tabel; 2 gambar; 10 lampiranrnrn(D) Kata kunci: Evaluasi Penggunaan Obat, Sefalosporin, Demam Tifoid, Rawat Inap, Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan.rn¬¬¬rn(E) Sefalosporin termasuk dalam antibiotika golongan beta laktam, bekerja secara selektif menghambat sintesis dinding sel bakteri. Sefalosporin mempunyai spektrum luas, efektif untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh bakteri Gram positif dan Gram negatif termasuk Salmonella typhi penyebab demam tifoid. Demam tifoid masih endemik dan merupakan penyakit infeksi yang menjadi masalah serius di Indonesia. Berdasarkan data rekapitulasi penggunaan Sefalosporin di apotek dan rekam medis rawat inap RSUP Persahabatan pada tahun 2006, sefalosporin menduduki peringkat pertama dan demam tifoid peringkat keenam. Hasil penelitian terdahulu diketahui antibiotik sefalosporin banyak digunakan dalam terapi demam tifoid meskipun tidak tercantum dalam Standar Pelayanan Medis. Oleh karena itu, penggunaan sefalosporin pada penyakit demam tifoid perlu dievaluasi. RSUP Persahabatan sudah memiliki Pedoman Penggunaan Antibiotik dan Standar Pelayanan Medis untuk terapi demam tifoid. Penelitian ini bertujuan untuk melihat ketepatan dan ketidaktepatan terapi sefalosporin pada pasien dewasa demam tifoid yang dirawat inap di RSUP Persahabatan tahun 2006. Penelitian dilakukan secara retrospektif dengan mengumpulkan data dari rekam medik pasien, kemudian dilakukan pengorganisasian data dan analisis data untuk mengetahui ketepatan penggunaannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tahun 2006, dari 48 pasien dewasa positif demam tifoid, yang diterapi dengan sefalosporin di ruang rawat inap sebanyak 45 pasien dan semuanya mendapatkan terapi sefalosporin generasi III yaitu seftriakson (95,6%), sefotaksim (2,2%) dan sefiksim (2,2%). Berdasarkan Pedoman Penggunaan Antibiotik di rumah sakit, penggunaan yang sesuai dosis 88,9%; lama terapi 62,2%; dan tingkat kepatuhan terhadap prosedur penggunaan sefalosporin 37,8%. Penggunaan yang tidak sesuai dengan dosis 11,1%; lama terapi 37,8%; dan tingkat kepatuhan terhadap prosedur penggunaan sefalosporin 62,2%. Berdasarkan Standar Pelayanan Medis tahun 2004, diagnosis pasien demam tifoid sudah sesuai berdasarkan gejala klinis, pemeriksaan laboratorium, diagnosis banding dan penyakit penyerta, serta lama perawatan. Ketidaksesuaian pada dosis; lama terapi; dan tingkat kepatuhan terhadap prosedur penggunaan sefalosporin karena sefalosporin belum termasuk antibiotik pilihan untuk terapi demam tifoid. Berdasarkan standar literatur penggunaan yang sesuai, dosis 100,0%; lama terapi 73,3%; dan tingkat kepatuhan terhadap prosedur penggunaan sefalosporin 100,0%. Penggunaan yang tidak sesuai yaitu lama terapi 26,7%.rnrn(F) Daftar Rujukan : 26 buah (1986 – 2007)rnrn(G) Drs. Agus Purwanggana, M.Si., Apt. ; Dra. Supariyati, Apt.rn
Tidak tersedia versi lain