Text
Evaluasi Penggunaan Terapi Cairan Pengganti Pada Pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) Di Rumah Sakit umum Daerah (RSUD) Pasar Rebo Jakarta
ABSTRAKrnrnrn(A) ARISTIA RAHMA (2003210194)rnrn(B) EVALUASI PENGGUNAAN TERAPI CAIRAN PENGGANTI PADA PASIEN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PASAR REBO JAKARTArnrn(C) ix + 192 halaman; 2008; 22 tabel; 17 gambar; 14 lampiran.rnrn(D) Kata kunci: Demam Berdarah Dengue, terapi cairan pengganti, kristaloid, koloid, tatalaksana dan RSUD Pasar Rebo.rnrn(E) Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue. Sampai saat ini DBD merupakan salah satu penyakit infeksi yang masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia dan hingga sekarang belum ditemukan pengobatan DBD secara etiologis. Pada kasus DBD kelainan utama yang terjadi adalah terdapatnya kebocoran plasma yang berlangsung cepat, sehingga pengobatannya hanya bersifat suportif yaitu dengan menggantikan kehilangan cairan plasma. Meskipun demikian, sampai saat ini jarang dilakukan penelitian untuk menentukan cairan yang tepat dan pemilihan cairan hanya berdasarkan pengalaman. Departemen Kesehatan Republik Indonesia melalui pedoman tatalaksana tentang DBD telah merekomendasikan terapi cairan kristaloid (ringer laktat, asering, NaCl dan dekstrosa) dan terapi cairan koloid (darah dan gelatin) pada pasien DBD. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji penggunaan terapi cairan pengganti untuk mengetahui kerasionalan dalam penggunaannya, sehingga diharapkan dapat memberikan informasi kepada para tenaga medis di rumah sakit agar penegakkan terhadap tatalaksana DBD menjadi lebih baik lagi. Penelitian ini dilakukan secara retrospektif terhadap 244 pasien DBD dengan atau tanpa penyakit penyerta, yang terdiri dari 54 pasien anak dan 190 pasien dewasa dengan kasus DBD dari tingkat kegawatan I sampai dengan tingkat kegawatan IV. Yang diamati dari penelitian ini adalah terjadinya hemokonsentrasi dan trombositopenia yang dapat dipantau dari nilai hematokrit dan jumlah trombosit pasien, sehingga dapat diketahui terapi cairan yang sesuai. Hasil penelitian ini, menunjukkan dari 244 pasien, penggunaan terapi cairan pada anak yang terdiri dari 54 pasien anak telah sesuai dengan tatalaksana yang ditetapkan Depkes. Sedangkan penggunaan terapi cairan pada pasien dewasa yang terdiri dari 190 pasien terdapat 4 pasien (2,11%) yang pemberian cairan berupa hemacel sebaiknya perlu dipertimbangkan kembali. Namun, baik cairan kristaloid maupun koloid menunjukkan keefektifan dalam memperbaiki defisit cairan dan volume intravaskular.rnrn(F) Daftar Rujukan : 43 buah (1973-2005).rnrn(G) Dra. Aluwi Nirwana Sani, M.Pharm, Apt ; Susilowati, S.Si., Aptrn
Tidak tersedia versi lain