Text
Interaksi Obat Pasien ICU (Intensive Care Unit) Di Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta Periode Agustus-Oktober 2007""
ABSTRAKrnrnrn(A) YESSI IDRIANI PUTRI (2003210189)rnrn(B) INTERAKSI OBAT PASIEN ICU (INTENSIVE CARE UNIT) DI RUMAH SAKIT KANKER “DHARMAIS” JAKARTA PERIODE AGUSTUS-OKTOBER 2007.rn rn(C) ix + 120 Halaman, 2008; 13 tabel; 1 gambar; 8 lampiran. rnrn(D) Kata Kunci : Interaksi obat, Ruang ICU (Intensive Care Unit), RS Kanker Dharmais.rnrn(E) Pengobatan dengan beberapa obat sekaligus (polifarmasi) yang sering terjadi di rumah sakit dapat memudahkan terjadinya interaksi obat. Suatu survei mengenai polifarmasi menunjukkan bahwa kejadian interaksi pada penderita yang mendapat 6-10 macam obat adalah 7%, sedangkan yang mendapat 16-20 macam obat adalah 40%. Interaksi obat terjadi bila dua atau lebih obat berinteraksi sedemikian rupa sehingga keefektifan atau toksisitas satu atau lebih obat berubah. Mekanisme interaksi obat secara garis besar dapat dibedakan atas 3 mekanisme, yakni interaksi farmasetik; interaksi farmakokinetik; dan interaksi farmakodinamik. Penelitian mengenai interaksi obat dilakukan di ruang ICU dengan cara melihat buku status pasien untuk mendapatkan keterangan tentang obat-obat yang digunakan pasien selama terapi. Data dicatat ke dalam formulir pengobatan penderita kemudian dilakukan pengorganisasian data dan dianalisis untuk melihat ada tidaknya interaksi obat yang terjadi dalam penggunaan obat antara lain interaksi farmasetik, interaksi farmakokinetik, interaksi farmakodinamik berdasarkan pustaka. Pengambilan data dilakukan secara prospektif dari Bulan Agustus-Oktober 2007. Dari 94 pasien yang diteliti ada 22 pasien (23,4%) yang mengalami interaksi obat. Jumlah obat yang digunakan sebanyak 1172 obat meliputi infus, obat injeksi, obat oral, dan suppos. Rata-rata obat yang digunakan pada setiap pasien adalah 12-13 macam obat. Dari 1172 obat yang digunakan terdapat 59 kasus interaksi obat meliputi interaksi farmakokinetik sebanyak 48 (81,4%), interaksi farmakodinamik sebanyak 6 (10,2%) dan interaksi farmasetik tidak terjadi. Interaksi yang merugikan ada 56 (94,9%) dan yang menguntungkan ada 3 kasus (5,1%).rnrn(F) Daftar Rujukan : 26 buah (1978-2006)rnrn(G) Dra. Aluwi Nirwana Sani, M.Pharm., Apt; Dra. Guswita, M.Si., Apt. rn
Tidak tersedia versi lain