Text
Evaluasi Penggunaan 10 Obat Intravena High Alert di Ruang Intensive Care Unit (ICU) Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo
ABSTRAKrn(A) FIDISSA ARNEST TIRANDA (2007210074)rn(B) EVALUASI PENGGUNAAN 10 OBAT INTRAVENA HIGH ALERT DI RUANG INTENSIVE CARE UNIT (ICU) RUMAH SAKIT UMUM PUSAT NASIONAL DR. CIPTO MANGUNKUSUMO (RSCM)rn(C) xvii + 69 halaman; 2011; 4 tabel; 20 gambar; 7 lampiran.rn(D) Kata kunci : obat intravena, high alert, ruang intensive care unit, RSCM.rn(E) Seorang apoteker mempunyai peran penting dalam melakukan pengawasan terhadap penggunaan obat terutama obat yang memerlukan kewaspadaan tinggi (obat high alert). Obat high alert didefinisikan sebagai obat yang memiliki risiko tinggi menimbulkan bahaya pada pasien secara signifikan jika digunakan secara tidak tepat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi penggunaan obat high alert dalam hal kelengkapan penulisan resep serta ketepatan cara penyiapan dan pemberian obat. Penelitian konkuren ini dilakukan dengan mengkaji kelengkapan penulisan resep yang terdiri dari tanggal penulisan, nama dokter, tanda R/ pada setiap sediaan, bentuk sediaan, potensi obat, jumlah sediaan, aturan pakai, nama pasien, umur pasien dan rekam medik pasien yang berkaitan dengan penyiapan, dosis pemberian, serta kecepatan infus obat high alert periode April – Mei 2011. Data hasil kemudian dihitung persentase kesesuaiannya. Hasil evaluasi kelengkapan penulisan resep menunjukan bahwa hampir semua memenuhi ketentuan penulisan resep dengan persentase rata-rata melebihi 50% kecuali untuk tanda R/ pada setiap sediaan (39,55%), bentuk sediaan (34,43%), potensi obat (28,69%) dan aturan pakai (37,50%). Dari evaluasi pemilihan pelarut dapat dilihat bahwa mayoritas obat dilarutkan ke dalam normal saline (99,65%) dan sisanya dilarutkan ke dalam dekstrosa 5% (0,35%). Dalam evaluasi ketepatan pemberian obat didapatkan data kesesuaian dosis obat yang diberikan secara IV drip sebanyak 81,30%, obat yang diberikan secara bolus IV sebanyak 69,86% dan kesesuaian perhitungan kecepatan infus sebanyak 79,23%.rn(F) Daftar Rujukan : 23 buah ( 1991 – 2010 )rn(G) Dra. Aluwi Nirwana Sani, M.Pharm., Apt., Dra. Yulia Trisna, M.Pharm., Apt.rn(H) 2011
Tidak tersedia versi lain