Text
Analisis Cemaran Timbal, Tembaga Dan Kadmium Dalam Jamur Kancing (Agaricus bisporus) Kalengan Secara Spektrofotometri Serapan Atom
ABSTRAKrnrn(A) FITRI WIDYANINGRUM (2001210136)rnrn(B) ANALISIS CEMARAN TIMBAL, TEMBAGA DAN KADMIUM DALAM JAMUR KANCING (Agaricus bisporus) KALENGAN SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOMrnrn(C) x + 88 halaman; 2006; 28 tabel; 8 gambar; 22 lampiranrnrn(D) Kata kunci: Cemaran timbal, tembaga dan kadmium; jamur kancing; spektrofotometri serapan atom (SSA) rnrn(E) Jamur kancing (Agaricus bisporus) merupakan salah satu jenis jamur kompos yang sudah lama dibudidayakan di Indonesia dan umumnya dikemas dalam bentuk kalengan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya cemaran logam Pb, Cu dan Cd pada jamur kancing segar dan kalengan baik yang berasal dari pabrik A maupun Pabrik B. Khusus untuk jamur kalengan, penelitian ini dibedakan terhadap jamur kancing kalengan yang baru dan yang lama (hampir kadaluwarsa). Metode yang digunakan adalah Spektrofotometri Serapan Atom (SSA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar timbal tertinggi terdapat pada jamur kalengan pabrik A yang lama dengan kadar rata-rata 0,3151 μg/g dan kadar terendah terdapat pada jamur kancing segar dengan kadar rata-rata 0,1174 μg/g. Untuk tembaga, kadar tertinggi terdapat pada jamur kalengan pabrik A yang lama dengan kadar rata-rata 1,7881 μg/g dan kadar terendah terdapat pada jamur kalengan pabrik B yang baru dengan kadar rata-rata 0,8288 μg/g. Sementara kadar kadmium tertinggi terdapat pada jamur kalengan pabrik B yang lama dengan kadar rata-rata 0,0104 μg/g dan kadar terendah terdapat pada jamur kancing segar dengan kadar rata-rata 0,0029 μg/g. Dari hasil analisis dengan uji ANOVA pada tingkat kepercayaan 5% terlihat bahwa ada perbedaan kandungan timbal dan tembaga diantara jamur kalengan pabrik A dan pabrik B. Namun tidak ada perbedaan kandungan kadmium diantara keduanya. Sementara hasil uji T menunjukkan bahwa ada perbedaan yang bermakna kandungan timbal, tembaga dan kadmium dalam jamur kalengan yang baru dan yang lama baik yang berasal dari pabrik A maupun pabrik B. Hasil penetapan kadar Pb dan Cu masih memenuhi syarat yang di tetapkan oleh Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan yaitu maksimal 2,0 μg/g untuk Pb dan 5,0 μg/g untuk Cu. Sementara Untuk logam Cd masih memenuhi syarat yang ditetapkan oleh FAO (Food and Agricultural Organization) yaitu maksimal 0,2 μg/g.rnrn(F) Daftar Rujukan : 31 buah (1980-2006)rnrn(G) Dra. Sofina Sofyan MM, M.Si., Apt. ; Drh. Darmono M.Sc., APU.rnrn
Tidak tersedia versi lain