Text
Penetapan kadar Glukosa Secara Spektrofotometri Cahaya Tampak Dari Galur Mutan Ubi Jalar (Ipomoea batatas (L.) Lam.) Yang Tumbuh Di Beberapa Lokasi
rnrnrn(A) DESI ARYANTI (2005210042)rnrn(B) PENETAPAN KADAR GLUKOSA SECARA SPEKTROFOTOMETRI CAHAYA TAMPAK DARI GALUR MUTAN UBI JALAR (Ipomoea batatas (L.) Lam) YANG TUMBUH DI BEBERAPA LOKASIrnrn(C) ix + 53 Halaman; 2010; 7 Tabel; 7 Gambar; 10 Lampiran.rnrn(D) Kata kunci : ubi jalar, glukosa, varietas sari, iradiasi, penetapan kadar, Spektrofotometri cahaya tampak.rnrn(E) Karbohidrat merupakan sumber kalori utama bagi hampir seluruh penduduk di dunia termasuk Indonesia. Kebutuhan akan karbohidrat semakin meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia. Umbi ubi jalar (Ipomoea batatas (L.) Lam) mengandung karbohidrat cukup tinggi. Peningkatan produksi umbi serta kadar glukosa dapat dilakukan dengan iradiasi sinar gamma. Uji multilokasi terhadap tanaman induk varietas sari dan galur mutan telah dilakukan di 7 lokasi (Bogor, Kuningan, Lampung, Malang, Mojokerto, Panampung, Simabur). Karbohidrat khususnya glukosa dalam penelitian ini ditetapkan kadarnya secara Spektrofotometri cahaya tampak menggunakan pereaksi antron pada panjang gelombang 630 nm. Metode ini memberikan ketelitian dengan koefesien variasi 0,20%-1,93% dan ketepatan dengan thitung dari hasil uji perolehan kembali 0,76 lebih kecil dari ttabel yaitu 2,262 pada derajat kebebasan (db=9) dan (p=0,05), sehingga metode ini dapat digunakan untuk penetapan kadar glukosa dalam ubi jalar. Kandungan glukosa galur mutan yang dihasilkan lebih tinggi dari tanaman induk. Kandungan glukosa tertinggi pada tanaman induk dan galur mutan yaitu 7,72% dan 7,88% hasil panen dari lokasi Panampung-Sumatra Barat yang memiliki ketinggian tanah ± 900-941 m dpl, berudara sejuk berkisar 16,10ºC-24,90ºC. Lokasi tersebut merupakan lokasi yang memilki kandungan glukosa tertinggi dibanding enam lokasi lainnya. Kandungan glukosa pada daerah Bogor pada tanaman induk dan galur mutan yaitu 3,76% dan 3,96%. Kandungan glukosa pada daerah Kuningan pada tanaman induk dan galur mutan yaitu 3,77% dan 3,91%. Kandungan glukosa pada daerah Lampung pada tanaman induk dan galur mutan yaitu 3,77% dan 4,62%. Kandungan glukosa pada daerah Malang pada tanaman induk dan galur mutan yaitu 3,51% dan 3,80%. Kandungan glukosa pada daerah Mojokerto pada tanaman induk dan galur mutan yaitu 4,40% dan 4,75%. Sedangkan kandungan glukosa pada daerah Simabur pada tanaman induk dan galur mutan yaitu 4,13 % dan 4,75%. rnrn(F) Daftar rujukan : 16 buah (1977-2008)rnrn(G) Drs. I Wayan Redja, M.Chem., Apt.; Aryanti, M.Si.rn
Tidak tersedia versi lain