Text
PENGARUH PEMBERIAN JAMU TERHADAP AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI BAKTERI Salmonella typhimurium
ABSTRAKrnrnrn(A) ANISSA FITRIA (2092310010)/ 92311340550010)rnrn(B) PENGARUH PEMBERIAN JAMU TERHADAP AYAM PEDAGING YANG DIINFEKSI BAKTERI Salmonella typhimuriumrnrn(C) viii + 39 halaman; 4 tabel; 2 gambar; 8 lampiran; 2007rnrn(D) Kata kunci : pemacu pertumbuhan, jamu, virginiamycin, salmonellosisrnrn(E) Penggunaan antibiotika pada pakan ayam sebagai pemacu pertumbuhan dilaporkan mendorong terjadinya resistensi bakteri patogen yang menyebabkan kegagalan penanggulangan penyakit infeksi. Oleh karena itu perlu dicari alternatif pengganti antibiotika melalui bahan alam sebagai pemacu pertumbuhan dan pengobatan terhadap infeksi bakteri. Pada penelitian digunakan bahan alam (jamu) yang terdiri dari campuran serbuk rimpang jahe, rimpang kunyit, daun sambiloto, daun meniran dan daun sirih sebagai pemacu pertumbuhan dan meningkatkan kesehatan ayam. Sebanyak 72 ekor DOC (day old chickens) ayam pedaging (jenis Hubbard) dibagi 6 kelompok. Pada umur 4 hari, ayam kelompok 2, 3, 4, 5 dan 6 diinfeksi Salmonella typhimurium sebanyak 10.10-7 CFU (colony forming unit). Kelompok 1 sebagai kontrol normal tidak diberi obat, kelompok 2 sebagai kontrol positif diberi virginiamycin, kelompok 3 diberi jamu Konsentrasi 1 (rimpang jahe 0,025%; rimpang kunyit 0,025%; daun sambiloto 0,01%; daun meniran 0,015%; daun sirih 0,01%), kelompok 4 diberi jamu konsentrasi 2 (2x konsentrasi 1), kelompok 5 konsentrasi 3 (2x konsentrasi 2) dan kelompok 6 diberi jamu konsentrasi 4 (2x konsentrasi 3). Ayam dipelihara hingga minggu ke-4. Parameter yang diamati adalah bobot badan ayam, performance ayam (morbiditas, mortalitas) dan reisolasi bakteri Salmonella typhimurium dari hati ayam. Berdasarkan pengamatan bobot badan ayam pada minggu ke-4 menunjukkan bahwa bobot badan tertinggi dicapai pada ayam kelompok 4 yang diberi jamu konsentrasi 2 dibandingkan dengan kelompok 1 sebagai kontrol normal. Namun dalam analisa statistik menunjukkan terdapat perbedaan bobot badan ayam antar kelompok perlakuan tidak signifikan (sig > 0,05). Hasil reisolasi bakteri Salmonella typhimurium juga menunjukkan bahwa pada ayam kelompok 4 setelah diinfeksi tidak terisolasi bakteri Salmonella typhimurium pada hati ayam-ayam tersebut mulai minggu ke-1 hingga minggu ke-4.rnrn(F) Daftar Rujukan : 32 buah (1984-2006)rnrn(G) Dr. Sudana Atmawidjaja, DEA, Apt.; drh. Susan M. Noor, MVSCrnrn
Tidak tersedia versi lain