Text
DAYA ANTIBAKTERI MINYAK ATSIRI DARI TEMULAWAK (Curcuma xantorrhiza Roxb.) DAN MINYAK ATSIRI DARI KAYU MANIS (Cinnamomum burmanni Bl.) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus epidermidis DAN Salmonella typhimurium
ABSTRAKrnrnrnrnrn(A) KARTIKA DELLA JULIAWATI (2001210087/1087)rnrn(B) DAYA ANTIBAKTERI MINYAK ATSIRI DARI TEMULAWAK (Curcuma xantorrhiza Roxb.) DAN MINYAK ATSIRI DARI KAYU MANIS (Cinnamomum burmanni Bl.) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus epidermidis DAN Salmonella typhimuriumrnrn(C) ix + 45 halaman; 2005; 3 tabel; 1 gambar; 9 lampiranrnrn(D) Kata Kunci : Antibakteri, minyak atsiri, temulawak, kayu manis, Staphylococcus epidermidis, Salmonella typhimurium.rnrn(E) Pemakaian tanaman obat sebagai pengganti antibiotika pada ternak saat ini mengalami peningkatan terutama sebagai imbuhan pakan ternak untuk memacu pertumbuhan dan mencegah penyakit. Minyak atsiri temulawak dan minyak atsiri kayu manis di Indonesia banyak digunakan sebagai antibakteri. Pada penelitian ini daya antibakteri minyak atsiri temulawak, minyak atsiri kayu manis dan kombinasi keduanya diuji secara in-vitro terhadap bakteri Gram positif (Staphylococcus epidermidis) dan Gram negatif (Salmonella typhimurium) dengan metode difusi kertas cakram. Kertas cakram yang telah dijenuhkan pada minyak atsiri temulawak 8%, minyak atsiri kayu manis 8% dan kombinasi keduanya diletakkan pada cawan petri yang berisi agar Mueller Hinton yang telah diinokulasikan dengan kedua bakteri uji. Sebagai pembanding diletakkan pula cakram antibiotika tetrasiklin 30 μg dan Tween 20 sebagai uji blanko. Cawan petri diinkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam. Hasil yang diperoleh dianalisis dengan statistik Anova dua arah. Hasil analisis statistik menunjukkan jenis minyak atsiri mempengaruhi luas Diameter Daerah Hambat (DDH) pertumbuhan bakteri secara nyata (p
Tidak tersedia versi lain