Text
Skrining Aktivitas Sitotoksik Dari 25 Isolat Actinomysetes Serta Isolasi Senyawa Aktif Dari Ekstrak Intraseluler
ABSTRAKrnrnrn(A) WENTY MARETTArnrn(B) SKRINING AKTIVITAS HAYATI SITOTOKSIK DARI 25 ISOLAT ACTINOMYCETES SERTA ISOLASI SENYAWA AKTIF DARI EKSTRAK INTRASELULERrn rn(C) ix + 74 halaman, 6 tabel, 14 gambar, 12 lampiran, 2006rnrn(D) Kata kunci : Streptomyces africanus L, metabolit sekunder, ekstrak etilasetat, metode BSLT, sitotoksikrnrn(E) Pemisahan senyawa metabolit sekunder dari 25 isolat actinomycetes dilakukan menggunakan metode ekstraksi. Ekstraksi dilakukan secara partisi cair-cair dengan etilasetat dan butanol. Masing-masing ekstrak diuji dengan metode BSLT dengan dosis uji 100 ppm. Dari 25 isolat yang masing-masing menghasilkan 2 ekstrak, ternyata ekstrak etilasetat dari isolat dengan kode a-Bio-MCC-00202 yang terbukti paling aktif dengan nilai kematian 76,67%.rn Setelah isolat dikultur produksi lagi dengan skala besar 2L, dilanjutkan dengan tahapan isolasi. Fraksinasi ekstrak etilasetat secara kromatografi kolom dengan fase diam silika gel 60 dan fase gerak diklormetan-isopropanol (80 : 20), diikuti oleh pemurnian dengan KLT preparatif menggunakan fase diam silika gel GF254 dan fase gerak diklormetan-isopropanol-air (80 : 20 : 0,5).rn Hasil identifikasi morfologi baik secara makroskopik, mikroskopik, dan genetika dengan metode PCR menunjukkan bahwa isolat tersebut adalah Streptomyces africanus L dan hasil uji LC50 dengan konsentrasi 100, 80, 40, 20, 10 ppm diperoleh nilai LC50 sebesar 55,029 ppm yang menunjukkan bahwa senyawa metabolit sekunder tersebut bersifat sitotoksik yang ditunjukkan dengan LC50 < 1000 ppm. rnrn(F) Daftar Rujukan : 33 buah (1961-2006)rnrn(G) Dr. S. Broto Sutaryo, Apt. ; Dr. Chaidir, Apt. rn
Tidak tersedia versi lain