Text
Pengaruh Pemberian Subfraksi Etil Asetat (A dan B) Rimpang Temuputih Terhadap Aktivitas Dan Kapasitas Fagositosis Makrofag Peritoneum Mencit Secara In Vitro
ABSTRAKrnrn(A) FELICIA WARDANI (2099210193)rnrn(B) PENGARUH PEMBERIAN SUBFRAKSI ETIL ASETAT (A DAN B) RIMPANG TEMU PUTIH (Curcuma zedoaria (Christm.) Roscoe) TERHADAP AKTIVITAS DAN KAPASITAS FAGOSITOSIS MAKROFAG PERITONEUM MENCIT SECARA IN VITRO.rnrn(C) ix + 56 halaman; 12 tabel; 6 gambar; 15 lampiran.rnrn(D) Kata kunci: rimpang temu putih, fagositosis.rnrn(E) Tumbuhan obat yang bekerja melalui pengaturan sistem imun digolongkan sebagai imunomodulator, salah satunya adalah tanaman Temu putih (Curcuma zedoaria (Christm.) Roscoe) yang diduga mempunyai efek imunomodulator sehingga dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian subfraksi etil asetat (A dan B) rimpang temu putih terhadap aktivitas dan kapasitas fagositosis makrofag peritoneum mencit yang dilakukan secara in vitro. Pada percobaan ini terlebih dahulu dilakukan penapisan fitokimia dan diperoleh hasil bahwa ekstrak etil asetat (A dan B) rimpang temu putih mengandung flavonoid, steroid dan triterpenoid yang kemudian dilanjutkan dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dimana subfraksi A didapat 4 bercak dan subfraksi B didapat 3 bercak. Dalam penelitian ini mengamati dan menghitung jumlah aktivitas dan kapasitas terhadap 2 faktor yaitu Subfraksi (A, B dan A+B) dan konsentrasi (1000, 100, 10 dan 0 ppm). Peningkatan aktivitas fagositosis makrofag, dilihat pada pemberian subfraksi A, B dan A+B serta pemberian konsentrasi (1000, 100, 10 dan 0 ppm) didapat bahwa nilai aktivitas subfraksi B (77%) paling tinggi dibanding A (71%) dan A+B (66%). Ini menjelaskan bahwa subfraksi B dengan konsentrasi 1000 ppm mempunyai aktivitas fagositosis lebih tinggi. Peningkatan kapasitas fagositosis dapat dilihat pada pemberian subfraksi A, B dan A+B serta pemberian konsentrasi (1000, 100, 10 dan 0 ppm) terlihat bahwa nilai kapasitas subfraksi B (825) paling tinggi dibanding AB (786) dan A (712). Ini menjelaskan bahwa subfraksi B dengan konsentrasi 1000 ppm mempunyai kapasitas fagostosis lebih tinggi. rnrn(G) Daftar rujukan : 25 (1985 – 2003).rnrn(H) Dra. Ros Sumarny, MS, Apt; DR. Drh. I. Wayan T. Wibawan, MS.rnrnrnrn
Tidak tersedia versi lain