Text
Uji Daya Antibakteri Suspensi Umbi awang Putih Terhadap Isolat Bakteri Dari Pasien Penderita Jerawat
ABSTRAK rnrn(A) TRIANA (2098210164)rn(B) UJI DAYA ANTIBAKTERI SUSPENSI UMBI BAWANG PUTIH (Allium sativum L.) TERHADAP ISOLAT BAKTERI DARI PASIEN PENDERITA JERAWAT rn(C) ix + 58 halaman; 2005; 8 tabel; 2 gambar; 19 lampiran rn(D) Kata kunci : Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis, umbi bawang putihrn(E) Jerawat adalah peradangan dari kelenjar pilosebaseus disertai dengan sumbatan keratin pada kulit. Jerawat sering muncul pada masa pubertas atau remaja, dapat pula terjadi pada wanita dewasa dengan masa menstruasi. Penyebab jerawat melibatkan beberapa faktor misalnya, faktor hormonal, psikis, genetik, diet, iklim, kosmetika, makanan dan infeksi bakteri. Dalam penelitian ini digunakan serbuk umbi bawang putih mengandung minyak atsiri, saponin, allicin dan flavanoid, yang diharapkan dapat menggantikan antibiotika yang ada. Untuk mengetahui pengaruh suspensi umbi bawang putih terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Staphylococcus epidermidis digunakan uji hambatan pertumbuhan. Sebanyak 1 mL air suling steril dari beberapa konsentrasi (50%; 25%; 12,5; 6,25%), kertas cakram steril dicelupkan pada suspensi umbi bawang putih. Kertas cakram yang mengandung beberapa konsentrasi suspensi umbi bawang putih kemudian diletakkan di atas agar Mueller Hinton yang sebelumnya sudah diinokulasi dengan kultur bakteri kemudian diinkubasi pada suhu 37oC selama 24 jam. Pada penelitian ini digunakan rancangan acak lengkap pola faktorial dilanjutkan dengan uji BNT 5%. Hasil rata-rata keseluruhan DDH isolat bakteri Staphylococcus aureus terhadap suspensi umbi bawah putih pada konsentrasi (50%=25,22mm; 25%=23,22mm; 12,5%=21,44mm dan 6,25%=19,33mm) dan rata-rata keseluruhan DDH isolat Bakteri Staphylococcus epidermidis (50%=28,00mm; 25%=26,11mm; 12,5%=24,11mm dan 6,25%=21,77mm), makin besar konsentrasi suspensi umbi bawang putih yang digunakan maka makin besar DDH yang terbentuk. Jika dibandingkan dengan tetrasiklin, DDH yang terbentuk adalah 27,33mm (sensitif) dan 30,11mm (sensitif), sehingga penelitian ini menunjukkan bahwa bakteri Staphylococcus aureus dan Staphylococcus epidermidis memberikan hasil yang sensitif terhadap susupensi umbi bawah putih dan antibiotika tetrasiklin. rn(F) Daftar Rujukan : 28 buah (1974-2005)rn(G) Drh. Hasbullah, M.Sc., Ph.D. ; Dra. Masniari P., MS.rn
Tidak tersedia versi lain