Text
Uji Teratogenisitas Ekstrak Metanol Biji Petai Cina Terhadap Mencit Secara Makroskopik
ABSTRAKrnrnrn(A) YAYAN RIZIKIYAN (2000210067)rnrn(B) UJI TERATOGENISITAS EKSTRAK METANOL BIJI PETAI CINA (Leucaena leucocephala (Lmk) De Wit) TERHADAP MENCIT (Mus musculus L.) SECARA MAKROSKOPIKrnrn(C) xi + 49 halaman, 2005, 19 Tabel, 16 Gambar, 9 Lampiranrnrn(D) KataKunci: teratogenasitas, biji petai cina, mencitrnrn(E) Di Indonesia biji petai cina telah diketahui berkhasiat untuk mengobati penyakit diabetes mellitus. Jenis petai cina yang digunakan adalah lamtorogung. Biji petai cina yang akan dibuat menjadi sediaan fitofarmaka harus melalui uji preklinik, salah satunya adalah uji teratogenisitas. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah ekstrak metanol biji petai cina dapat menimbulkan efek teratogenik. Mencit dibagi dalam 5 kelompok, kelompok kontrol normal diberi air suling, kelompok ekstrak metanol biji petai cina dosis rendah 350 mg/ kg BB, dosis sedang 700 mg/Kg BB, dosis tingggi 1400 mg/Kg BB, dan kelompok kontrol positif diberi fenitoin 200 mg/kg BB. Masing-masing kelompok beranggotakan 10 ekor. Perlakuan diberikan pada mencit betina hamil pada hari ke-6 sampai hari ke-15 kehamilan secara oral. Pada hari ke-18 kehamilan dilakukan pembedahan untuk diambil fetusnya. Pemeriksaan dilakukan terhadap jumlah fetus, persentase fetus hidup, berat fetus, panjang fetus, jumlah fetus jantan, bentuk morfologis fetus seperti jari-jari, telinga, muka, ekor, dan langit-langit mulut yang bercelah. Ekstrak metanol biji petai cina tidak menimbulkan efek teratogenik berdasarkan parameter jumlah fetus, persentase fetus hidup, berat fetus, panjang fetus, jumlah fetus jantan, bentuk morfologis fetus seperti jari-jari, telinga, muka, ekor, dan langit-langit mulut yang bercelah.rnrn(F) Daftar acuan 32 buah (1965-2004)rnrn(G) Drs. Syamsudin, M.Biomed., Apt. dan Drh. Darmono, M.Sc., APU.rnrnrnrn
Tidak tersedia versi lain