Text
KAJIAN SECARA ETNOFARMAKOLOGI DAN SKRINING FITOKIMIA TUMBUHAN SEBAGAI ANTIMALARIA DI MARYKE, SUMATERA UTARA
ABSTRAKrn(A) CUT INTAN NADYA FEBRIANA (2009210034)rn(B) KAJIAN SECARA ETNOFARMAKOLOGI DAN SKRINING FITOKIMIA TUMBUHAN SEBAGAI ANTIMALARIA DI MARYKE, SUMATERA UTARA.rn(C) xiii + 77 halaman, 12 tabel, 1 gambar, 9 lampiran.rn(D) Kata kunci : Malaria, etnofarmakologi, Maryke, skrining fitokimiarn(E) Resistensi Plasmodium terhadap antimalaria telah menjadi masalah serius dewasa ini, yang mendorong para peneliti untuk menemukan antimalaria baru dan salah satu usahanya adalah melalui eksplorasi senyawa aktif dari bahan obat alam. Langkah awal yang dapat dilakukan adalah mencari informasi dari masyarakat lokal mengenai penggunaan tanaman obat sebagai antimalaria secara empiris. Maryke adalah salah satu daerah yang termasuk daerah endemik malaria, dimana dari 432 kasus malaria yang terjadi di kabupaten Langkat Sumatera Utara, 218 kasus terdapat di Maryke. Metodologi penelitian dilakukan secara Participatory Rural Appraisal, yaitu proses pengkajian yang berorientasi pada keterlibatan dan peran masyarakat secara aktif dalam penelitian, dimana informasi didapatkan melalu pengisian kuisoner oleh masyarakat lokal. Data tanaman obat yang didapat diambil sampelnya untuk diinventarisasi, didokumentasi, dibuat herbarium, serta dilakukan determinasi dan skrining secara fitokimia. Hasil penelitian didapat 11 jenis tanaman obat yang biasa digunakan sebagai antimalaria, berikut dengan cara penggunaan, pengolahan dan ada atau tidaknya efek samping. Skrining fitokimia dilakukan untuk mengetahui golongan senyawa yang terdapat di dalam tanaman obat tersebut. Sehingga didapatkan kesimpulan bahwa komunitas lokal di Maryke memiliki pengetahuan yang baik mengenai penggunaan tanaman obat sebagai antimalaria.rn(F) Daftar rujukan: 37 buah (1991-2013)rn(G) Dr. Syamsudin, M.Biomed., Apt., Dr. Yusi Anggriani, M.Kes., Apt.rn(H) 2013
Tidak tersedia versi lain