Art Original
ANALISIS KETEPATAN PENGOBATAN DAN INTERAKSI OBAT PADA PASIEN PNEUMONIA DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA CEMPAKA PUTIH TAHUN 2023
Penggunaan beberapa obat bersamaan pada pasien pneumonia dapat
meningkatkan risiko interaksi obat, yang berdampak pada toksisitas dan
efektivitas terapi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis karakteristik
demografi, ketepatan pengobatan pneumonia, interaksi obat polifarmasi,
melihat hubungan antara polifarmasi dan kejadian interaksi obat serta hubungan
interaksi obat dengan lama rawat inap pasien pneumonia. Desain penelitian ini
menggunakan pendekatan desktiptif kuantitatif dengan pengambilan data secara
cross-sectional dan retrospektif serta total sampling sebanyak 113 sampel yang
memenuhi kriteria. Analisis dilakukan menggunakan uji korelasi Spearman's
rho untuk mengevaluasi hubungan polifarmasi dengan interaksi obat, serta
hubungan interaksi obat dengan lama rawat inap. Ketepatan pengobatan diukur
berdasarkan panduan PDPI, sedangkan interaksi obat dianalisis melalui
drugs.com dan/atau Medscape.com. Hasil penelitian menunjukkan 59,29%
pasien berjenis kelamin perempuan, dengan usia mayoritas di atas 65 tahun
(55,65%). Sebagian besar pasien (91,15%) membayar dengan BPJS, dan
62,61% dirawat inap selama 1-5 hari, dengan 81,74% memiliki komorbid.
Ketepatan pengobatan pada studi ini 49,56%. Ditemukan 106 interaksi obat
dengan total 226 kasus. 66% interaksi adalah farmakodinamik dengan derajat
keparahan moderat (79%), seperti interaksi antara combivent dan ondansetron.
Interaksi farmakokinetik minor sering terjadi, terutama antara ranitidine dan
paracetamol (22 kasus). Nilai p-value 0,000 menunjukkan ada hubungan
signifikan polifarmasi dan interaksi obat (koefisien korelasi 0,620) serta antara
interaksi obat dan lama rawat inap (koefisien korelasi 0,368). Kesimpulan dari
penelitian ini yaitu polifarmasi meningkatkan risiko interaksi obat dan
mempengaruhi lama rawat inap pasien pneumonia.
Tidak tersedia versi lain