Art Original
ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN TUBERKULOSIS RESISTAN OBAT PADA PASIEN TUBERKULOSIS DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT II KOTA DEPOK JAWA BARAT PERIODE MARET 2022 – MEI 2023
Berdasarkan Global Tuberculosis Report 2022, Indonesia berada dalam 10
negara menyumbang kejadian tuberkulosis resistan obat tertinggi tiap tahun. Terdapat
12.794 kasus tuberkulosis resistan obat di Indonesia dengan 7.884 kasus yang memulai
pengobatan. Jumlah kasus tuberkulosis resistan obat melibatkan berbagai faktor risiko.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor risiko yang berhubungan dengan
tuberkulosis resistan obat. Metode penelitian adalah observasional analitik dengan
desain case control study. Sampel penelitian adalah pasien tuberkulosis resistan obat
dan tuberkulosis sensitif obat di Fasilitas Kesehatan Kota Depok periode Maret 2022 –
Mei 2023. Pengambilan data dengan kuesioner dan SITB (Sistem Informasi
Tuberkulosis). Analisis bivariat menggunakan Chi Square, sedangkan analisis
multivariat regresi logistik berganda. Hasil penelitian sebanyak 73 kasus dan 73 kontrol
menunjukkan sebagian besar usia 18 – 65 tahun 89 % kasus dan 62 % kontrol, jenis
kelamin laki – laki yang paling dominan 64,4 % kasus dan 52 % kontrol, sebagian besar
responden tidak bekerja 68,5 % kasus dan 53,4 % kontrol, sebagian besar meiliki
pendapatan rendah 82,8 % kasus dan 62 % kontrol. Tingkat pendidikan tinggi di
kelompok kasus 58,5 % dan pendidikan rendah di kelompok kontrol 50,7 %. Secara
bivariat, faktor risiko yang berhubungan dengan tuberkulosis resistan obat adalah HIV,
riwayat pengobatan sebelumnya, kepatuhan minum obat dan peran pengawas menelan
obat (PMO). Berdasar analisis multivariat, variabel yang dominan berhubungan dengan
kejadian tuberkulosis resistan obat adalah riwayat pengobatan sebelumnya (OR 6,021
dengan CI 2.055 – 18,721) artinya pasien dengan riwayat pengobatan sebelumnya
memiliki risiko 6 kali mengalami tuberkulosis resistan obat dibandingkan pasien tanpa
riwayat pengobatan sebelumnya.
Tidak tersedia versi lain