Art Original
UJI TOKSISITAS AKUT DAN SUBKRONIK SIRUP POLIHERBAL X PADA TIKUS PUTIH DENGAN METODE OECD 420 DAN 407
pengembangan jamu untuk suplementasi tambahan diperlukan uji toksisitas
dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui toksisitas akut dan toksisistas subkronik produk Poliherbal
X yang mengandung Teripang Duri Merah (Colochirus quadrangularis),
Jamur Poria (Wolfiporia extensa), Seranting (Leonurus cardiaca L.), Gingseng
India (Withania somnifera), dan Madu Multiflora terhadap tikus putih galur
Sprague-Dawley. Pengujian toksisitas akut berpedoman metode OECD 420
Fixed Dose Procedure dan uji toksisitas subkronik dengan metode OECD 407.
Uji pendahuluan toksisitas akut dimulai dengan dosis 300 mg/kgBB, uji utama
dengan dosis 2000 mg/kgBB dan uji batas dosis 5000 mg/kgBB. Sedangkan
uji toksisitas subkronik menggunakan dosis 1,35 ml/kgBB; 2,7 ml/kgBB; 5,4
ml/kgBB. Parameter toksisitas akut adalah gejala toksisitas. Parameter
toksisitas subkronis adalah perubahan berat badan, hematologi (WBC, RBC,
Hb, HCT, MCV, MCH, MCHC, dan platelet), biokimia klinis (kadar AST, ALT,
BUN, dan kreatinin), dan indeks organ serta histopatologi (jantung, paru, hati,
ginjal dan limpa). Berdasarkan toksisitas akut hasil diperoleh nilai LD50
Poliherbal X adalah >5000 mg/kgBB yang artinya sediaan tidak toksik. Hasil
uji toksisitas subkronik pada berat badan berfluktuasi dengan cenderung
meningkat. Parameter hematologi dalam rentang nilai rujukan, kecuali WBC.
Semua parameter uji biokimia klinis dalam rentang nilai rujukan. Pada
pengujian nilai indeks organ tikus jantan dan betina tidak terdapat perbedaan
bermakna (p>0,05). Pengujian histopatologi tidak ditemukan gejala toksisitas
pada organ. Berdasarkan hasil penelitian, poliherbal X merupakan sediaan
tidak toksik.
Tidak tersedia versi lain