Text
Uji Toksisitas Akut Secara in Silico Dan in Vivo Produk Herbal Yang Mengandung Umbi Talas (Colocasia Esculenta) Dan Jahe Putih (Zingiber Officinale)
Keamanan tanaman obat di Indonesia pada umumnya hanya berdasarkan pengalaman
empiris yang secara turun-temurun dan belum teruji secara ilmiah. Pengembangan
tanaman obat dari jamu untuk menjadi obat herbal terstandar perlu dilakukan uji
toksisitas. Pemilihan uji toksisitas tegantung dari tujuan penggunaan, lama penggunaan
dan kemungkian terjadinya risiko akibat paparan suatu zat. Untuk mengetahui
keamanan terkait toksisitas kombinasi produk herbal yang mangandung umbi talas
(Colocasia esculenta) dan rimpang jahe putih (Zingiber officinale), dilakukan uji
toksisitas secara in silico menggunakan program pkCSM dengan parameter
farmakokinetik (ADMET). Uji toksisitas dilakukan secara in vivo dengan pengujian
toksisitas akut pada tikus putih galur Sprague-Dawley menggunakan metode fixed dose
dengan pengelompokan dosis normal, 50, 300, 2000 dan 5000 mg/KgBB. Parameter
terkait berupa pengamatan gejala toksisitas, berat badan, biokimia klinis kadar ALT,
AST, kreatinin dan urea, bobot organ jantung, paru-paru, hati, ginjal dan limpa. Hasil
uji pkCSM diperoleh sifat farmakokinetik (ADMET) yang normal. Hasil pengamatan
toksisitas akut tidak terjadi gejala toksisitas, terdapat kenaikan berat badan pada
masing-masing kelompok dosis sebesar, 7,42%; 6,29%; 9,02% dan 1,27%. Hasil uji
biokimia klinis kadar ALT, AST, kreatinin dan urea, terdapat perbedaan bermakna
kadar ALT dan AST pada dosis 5000 mg/KgBB, namun berdasarkan ‘Clinical
laboratory parameter for Crl’ masih termasuk batas normal dan pada hasil
penimbangan bobot relatif organ data yang diperoleh tidak terdapat perbedaan yang
bermakna antara kelompok. Hasil pengamatan parameter toksisitas in silico produk
herbal termasuk dalam kalsifikasi 6 dan pada uji toksisitas in vivo menunjukkan bahwa
sediaan produk herbal tidak toksik terhadap tikus putih galur Sprague-Dawley.
Tidak tersedia versi lain