Text
Analisis Efektivitas Biaya Penggunaan Antikoagulan Pada Pasien Covid-19 Di Rsud 45 Kuningan
Analisis efektivitas biaya (CEA) adalah metode farmakoekonomi yang
membandingkan harga dari semua sumber yang di konsumsi (biaya) dengan nilai
outcome suatu program atau intervensi untuk mendapatkan jawaban obyektif
terhadap pemilihan obat yang efektif secara manfaat dan biaya. Corona virus
Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Severe
Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARSCoV-2), gejala umum infeksi
COVID-19 yaitu gangguan respirasi akut seperti demam, batuk, sesak napas, dan
gangguan koagulasi. Semenjak pedoman tatalaksana COVID-19 edisi 3 diterbitkan,
selain heparin dan enoxaparin, fondaparinux dapat diberikan sebagai salah satu
pilihan terapi antikoagulan pada pasien COVID-19 yang dirawat. Penelitian ini
bertujuan untuk menentukan terapi yang paling cost-effective antara penggunaan
heparin, enoxaparin dan fondaparinux pada pasien COVID-19 di RSUD 45
Kuningan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif non
experimental dengan metode pengumpulan data secara retrospektif. Intervensi yang
akan di analisis adalah pemberian terapi antikoagulan, efektivitas obat dilihat dari
penurunan kadar D-dimer sampai batas normal dan biaya dilihat dari perspektif
penyedia layanan kesehatan yaitu RSUD 45 Kuningan. Sampel penelitian terdiri
dari 107 pasien yaitu 13 pasien menggunakan heparin, 41 pasien menggunakan
enoxaparin dan 53 pasien menggunakan fondaparinux. Data diambil dari rekam
medis pasien dan dianalisis dengan uji chi-square dan non-parametrik Kruskal
wallis. Hasil penelitian diperoleh dari rata-rata total biaya perpasien dibagi
persentase efektifitas masing-masing antikoagulan sehingga di dapat nilai rata-rata
rasio efektifitas biaya (ACER). Hasil analisis bivariat menggunakan uji chi-square
didapatkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna jumlah pasien yang
membaik dan tidak membaik antara kelompok obat (nilai sig. = 0.610) . Hasil
analisis bivariat menggunakan Uji Mann-Whitney didapatkan bahwa terdapat
perbedaan yang bermakna total biaya perawatan langsung perpasien antara
kelompok heparin dengan enoxaparin (nilai sig. = 0.000), heparin dengan
fondaparinux (nilai sig. = 0.029), dan enoxaparin dengan fondaparinux (nilai sig. =
0.011). Efektivitas masing masing antikoagulan adalah Heparin 7%, enoxaparin
19,5% dan Fondaparinux 17%. Antikoagulan yang paling efektif adalah
enoxaparin. Komponen biaya perpasien masing masing kelompok adalah heparin
Rp. 40.177.305,-, enoxaparin Rp. 61.892.199,-, dan fondaparinux Rp. 51.251.622,.
Antikoagulan yang memiliki biaya yang paling efisien adalah heparin Rp.
40.177.305,-. Hasil perhitungan rata-rata rasio efektivitas biaya (ACER) heparin
Rp. 521.783.181 perpasien dengan D-dimer membaik, enoxaparin Rp. 317.395.892
perpasien dengan D-dimer membaik, dan fondaparinux Rp. 301.480.129 perpasien
dengan D-dimer membaik. Terapi Antikoagulan yang memiliki cost effectiveness
ratio paling rendah adalah fondaparinux
Tidak tersedia versi lain