Text
Uji Sitotoksik Ekstrak Etanol 50% Rimpang Temulawak (Curcuma Xanthorrhiza Roxb.) Terhadap Sel Kanker Payudara Mcf-7
Menurut WHO kanker payudara angka penderitanya selalu naik dari tahun ke
tahun. Salah satu tanaman obat yang digunakan yaitu temulawak. Kadar
senyawa aktif dalam tanaman dapat berbeda bergantung pada beberapa faktor,
salah satunya adalah lokasi tanam, maka dari itu dilakukan penelitian uji
sitotoksik ekstrak etanol 50% rimpang temulawak dari 5 daerah terhadap sel
kanker payudara MCF-7 secara in vitro dengan metode MTT-Assay. Temulawak
yang dipakai dalam penelitian ini berasal dari 5 daerah di Indonesia yaitu
Tembalang, Wonogiri, Jambi, Sumba dan Sukabumi. Pengujian sitotoksik
ekstrak etanol 50% rimpang temulawak menggunakan 6 konsentrasi yaitu 500;
250; 125; 62,5; 31,25; dan 15,625 ppm. Nilai IC50 yang diperoleh dari ekstrak
etanol 50% rimpang temulawak dari Tembalang, Wonogiri, Jambi, Sumba, dan
Sukabumi pada MCF-7 sebesar 109; 550,9; 622,3; 341,6; dan 116,5 ppm. Hasil
uji sitotoksik menunjukan bahwa ekstrak etanol 50% rimpang temulawak dari
Tembalang memperoleh nilai IC50 yang paling baik dibandingkan dengan
ekstrak rimpang temulawak dari daerah lainnya.
Tidak tersedia versi lain