Text
Peran Apoteker Terhadap Keberhasilan Pengobatan Tahap Intensif Pasien Tuberkulosis Di Pusat Gugus Tanimbar Selatan Dan Utara Kabupaten Kepulauan Tanimbar
Prevalensi tuberkulosis (TB) di pusat gugus Tanimbar Selatan (PKM/PKM
Saumlaki) dan di pusat gugus Tanimbar Utara (PKM Larat) di Kabupaten
Kepulauan Tanimbar (KKT) memerlukan keterlibatan Apoteker dalam pelayanan
pasien TB. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh edukasi dan
monitoring pengobatan tuberkulosis pada PKM dengan intervensi Apoteker (PKM
Saumlaki) dan PKM tanpa intervensi Apoteker (PKM Larat). Responden penelitian
ini adalah pasien baru TB dan Pengawas Menelan Obat (PMO) di kedua PKM pada
bulan September-November 2020. Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasi
experimental dengan rancangan two group pretest-posttest design. Peran apoteker
berupa edukasi dan monitoring dilakukan pada responden PKM Saumlaki selama 8
minggu observasi. Data dikumpulkan dalam bentuk kuesioner dan data catatan
pengobatan di PKM masing-masing. Hasil penelitian menunjukkan karakteristik
demografi responden di kedua PKM tidak berbeda bermakna. Perbedaan bermakna
antara kedua PKM terdapat pada data pengetahuan, kepatuhan, outcome klinis
berdasarkan BTA negative pada akhir pengobatan tahap intensif, dan data kepuasan
pasien terhadap PMO. Sedangkan efek samping dan berat badan pasien antara kedua
PKM tidak berbeda bermakna. Hal ini menandakan ada pengaruh edukasi dan
monitoring oleh apoteker terhadap peningkatan jumlah pasien yang berhasil
menjalani pengobatan TB. Analisis mengenai faktor yang signifikan berhubungan
dengan keberhasilan pengobatan memberikan hasil bahwa faktor yang signifikan
berpengaruh adalah adanya intervensi apoteker pada tingkat kepatuhan pasien,
tingkat pengetahuan pasien dan PMO. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
edukasi dan monitoring pengobatan langsung oleh apoteker pada pasien TB di PKM
Saumlaki di KKT berpengaruh meningkatkan keberhasilan pengobatan pasien
tuberkulosis
Tidak tersedia versi lain