Text
Implementasi Clinical Pathway Pada Pasien Anak Dengan Pneumonia Rawat Inap Di Rumah Sakit Permata Bekasi, Fokus Kepada Penggunaan Antibiotik Dan Outcome Klinis
Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) merupakan penyakit saluran pernapasan yang
disebabkan oleh agen infeksius yang ditularkan dari manusia ke manusia. Pneumonia
adalah bentuk parah dari infeksi saluran pernapasan akut bagian bawah yang secara
khusus mempengaruhi paru. Pneumonia adalah penyebab kedua kematian balita di
seluruh dunia setelah kematian karena komplikasi kelahiran premature. Penelitian ini
bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas implementasi CP pada pasien anak dengan
pneumonia terhadap outcome klinik, lama waktu perawatan, penggunaan antibiotika di
Rumah Sakit Permata Bekasi. Desain penelitian ini adalah denga metode retrospektif.
Sampel terdiri dari 60 rekam medik pasien sebelum penerapan CP tahun 2017 (periode
januari-desember) dan 61 data rekam medik pasien setalah penerapan CP tahun 2018
(periode januari-desember). Penelitian dengan menggunakan fisher exact menunjukkan
outcome klinis sebelum penerapan CP presentase pasien membaik 59 (98,3%),
memburuk 1(1,7%), setelah penerapan CP sebanyak 60 (98,4%), memburuk 1 (1,6%).
Lama waktu perawatan berdasarkan analisis dengan metode uji chi square sebelum CP
selama 1-3 hari sebesar 31 (51,7%) dan setelah CP terjadi kenaikan selama 4-7 hari
sebesar 38 (62,3%).Analisis penggunaan antibiotik dengan metode gyssen, data dianalisis
menggunakan uji chi square menunjukkan hasil dengan kategori IVA sebelum penerapan
CP sebesar 24 (40,0%) dan setelah penerapan CP sebesar 41 (67,2%).Penggunaan
antibiotik berdasarkan metode DDD sebelum penerapan CP yaitu ceftriaxone inj (35,70)
dengan persentase DU yaitu 16,05 %, setelah penerapan CP ceftriaxone inj mengalami
penurunan sebesar 4,9 dengan persentase DU yaitu 1,20 %. Hasil penelitian menunjukkan
hubungan antara kerasionalan antibiotik terhadap lama rawat menghasilkan koefisien r
sebesar 0,034 dengan p=0,398. Pada sesudah CP, hubungan antara kerasionalan AB
terhadap lama rawat menghasilkan koefisien r sebesar -0,141 dengan p=139. Keduanya
menghasil p>0,05, artinya tidak ada hubungan yang bermakna antara kerasionalan AB
dengan lama rawat
Tidak tersedia versi lain