Text
Evaluasi Profil Pengobatan, Outcome Klinis Dan Biaya Penggunaan Insulin Analog Dan Insulin Manusia Pada Pasien Dm Tipe 2 Jkn Rawat Jalan Di Rsud Tarakan Tahun 2015-2016
Data BPJS Kesehatan menunjukkan, penggunaan insulin analog lebih tinggi dibandingkan
penggunaan insulin manusia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
perbandingan Profil Pengobatan, outcome klinis dan biaya antara insulin analog dengan
insulin manusia pada pasien DM tipe 2 JKN Rawat Jalan di RSUD Tarakan Jakarta tahun
2015-2016. Penelitian menggunakan metode longitudinal time series melalui pengumpulan
data secara retrospektif menggunakan penelusuran rekam medis ( demografis, outcome
klinis) dan kuitansi biaya pengobatan. Outcome klinis didefinisikan sebagai hasil
pengamatan klinis pasien berdasarkan kondisi pasien dan data laboratorium, dengan
kategori baik,sedang, buruk. Data profil pengobatan, biaya dan outcome klinis selanjutnya
dianalisa uji secara statistik menggunakan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov. Jika data
tidak terdistribusi normal menggunakan uji non parametrik Kruskal Wallis. Jika data
terdistribusi normal dilakukan dengan uji parametric annova one way Penelitian ini
menggunakan variable dependent yaitu profil biaya, profil pengobatan, outcome klinis
pasien DM tipe 2 yang menggunakan insulin analog dan insulin manusia, sedangkan
variable independen adalah insulin analog, OAD, insulin manusia, kombinasi
Insulin+OAD. Perhitungan minimum sampel pasien DM tipe 2 JKN rawat jalan dengan
terapi insulin periode Januari 2015-Desember 2016 di RSUD Tarakan berdasarkan rumus
Krejcie-Morgan didapat N=292, yang memenuhi kriteria inklusi adalah 156. Penggunaan
insulin terbanyak adalah insulin Analog tunggal (98,19%) 2016. Rata rata proporsi total
obat non DM (56,15%) lebih banyak dibanding obat DM (43,85%). Rata-rata outcome
klinis GDP (164,74 mg/ dL) dan GDPP (200,48 mg/ dL) penggunaan insulin manusia
tunggal lebih baik dibanding pengguna insulin analog tunggal dan kombinasi insulin,
sedangkan rata rata outcome klinis HbA1C pengguna insulin analog tunggal (7,82%) lebih
baik dibanding pengguna insulin lainnya.
Hasil uji Mann Whitney, outcome klinis GDP, GDPP dan HbA1C insulin analog
tunggal dan insulin manusia tunggal memberikan hasil tidak berbeda nyata (p value >0,05).
Outcome klinis GDP (164,95 mg/dL) dan HbA1C (7,74%) insulin analog tunggal lebih
rendah dibanding kombinasi insulin manusia+analog dengan hasil berbeda secara nyata (p
value 0,00) , sedangkan GDPP tidak berbeda secara nyata (p value 0,222). Biaya rata rata
pengobatan 30 hari Insulin analog tunggal (Rp 737.981,-) lebih tinggi dibanding insulin
manusia tunggal (Rp 399,828) dengan hasil perbedaan biaya secara nyata (p value 0,001).
Rata rata biaya pengobatan 30 hari paling rendah adalah Insulin manusia tunggal ( Rp
399.828,-) dibanding dengan kombinasi insulin analog+analog, kombinasi insulin
analog+analog+OAD, kombinasi insulin analog+OAD dan kombinasi insulin
manusia+analog dan memberikan hasil perbedaan biaya secara nyata (p value 0,00).
Kombinasi insulin analog+analog+OAD dengan kombinasi insulin manusia+OAD dan
kombinasi insulin analog+OAD memberikan hasil perbedaan biaya secara nyata dalam
biaya pengobatan pasien (p value 0,00). Biaya rata rata kombinasi insulin
analog+analog+OAD ( Rp 1.154.566,-) lebih tinggi dibanding biaya rata kombinasi Insulin
analog+OAD ( Rp 684.389,-) dan kombinasi insulin manusia+OAD ( Rp 471. 787,-)
Tidak tersedia versi lain