Text
Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Sepsis Neonatus Di Rs Ibu Dan Anak Asri Purwakarta
Sepsis neonatus menjadi masalah utama dalam pelayanan dan perawatan bayi
baru lahir karena sampai saat ini masih merupakan penyebab morbiditas dan mortalitas
pada bayi baru lahir. Bakteri menjadi salah satu penyebab penyakit ini sehingga
antibiotika menjadi salah satu terapi empiris. Penggunaan antibiotika yang tidak
rasional dapat menyebabkan resistensi bakteri patogen pada bayi. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengevaluasi penggunaan antibiotika pada pasien sepsis neonatus baik
dari segi kualitas maupun dari segi kuantitas. Penelitian observasional dengan desain
potong lintang yang di analisis secara deskriptif analitik. Pengumpulan data secara
Prospektif di peroleh dari rekam medis selama tiga bulan (Mei - Juli 2019). Untuk
mengetahui kualitas antibiotika digunakan metode Gyssens dan kuantitas antibiotika
dengan metode DDD (Defined Daily Dose) dengan menggunakan standar IDAI 2009
dan PERMENKES 2011 serta digunakan uji korelasi Rank Spearman untuk mengetahui
hubungan antara rasional obat dengan lama rawat. Data yang diambil dari 67 rekam
medis yang memenuhi kriteria inklusi. Kriteria inklusi: pasien bayi usia < 28 hari
dengan diagnosa sepsis neonatus dengan atau tanpa penyakit penyerta, mendapat
antibiotika empiris paling sedikit 2 hari dan data rekam medis lengkap. Hasil penelitian
diperoleh pasien terbanyak adalah 37 bayi laki-laki (55,2%) dengan 64 pasien pada usia
1 hari (95,5%), 57 pasien dengan berat badan lahir cukup (85%), 64 pasien termasuk
jenis sepsis awitan dini (95,5%), 64 pasien dengan riwayat kehamilan cukup bulan
(95,5%), 60 pasien tanpa penyakit penyerta (89,6%) dan 34 pasien dengan proses
persalinan normal (50,7%). Ada sebanyak 5 jenis antibiotika yang digunakan yaitu
Ampicilin sulbaktam, Gentamicin, Cefoperazone sulbaktam, Meropenem dan
Amikasin. Dari hasil evaluasi kualitas didapatkan : ada 26 pasien (37,7%) yang
menerima antibiotika secara rasional dan 43 pasien yang menerima antibiotika tidak
rasional meliputi 56,5% dosis pemberian antibiotika tidak tepat, 4,3% karena ada
antibiotika lain yang lebih efektif dan 1,4% pemberian antibiotika terlalu lama. Untuk
ATC/DDD kuantitas penggunaan antibiotika diperoleh total 12,9 DDD/100 patient
days meliputi Ampicilin-Sulbaktam 3,25 DDD/100 patient days, Cefoperazone
Sulbaktam 4 DDD/100 patient days, Meropenem 2,42 DDD/100 patient days
sedangkan nilai DDD yang melebihi nilai standar WHO yaitu gentamicin 1,94
DDD/100 patient days dan Amikasin 1,29 DDD/100 patient days. Hasil korelasi
diperoleh nilai r =0,223 (P≥0,05) yang artinya korelasi rendah bahwa tidak
menunjukkan adanya hubungan antara rasional obat dengan lama rawat. Data outcome
klinis semua pasien dinyatakan sembuh. Sehingga dapat disimpulkan masih banyak
ditemukan penggunaan antibiotika yang tidak rasional dengan kuantitas melebihi
standar WHO
Tidak tersedia versi lain