Text
Faktor Risiko Dan Biaya Dari Perspektif Rumah Tangga Pada Pasien Hemodialisis Rawat Jalan Di Rumah Sakit Bhayangkara Tk. I R. Said Sukanto
Insidensi dan prevalensi pasien penyakit ginjal kronis (PGK) di Indonesia
meningkat setiap tahunnya. Pasien PGK yang menjalani terapi hemodialisis
(HD) umumnya sebanyak dua kali per minggu, sehingga menjadi beban biaya
yang relatif besar bagi mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor
risiko PGK pada pasien hemodialisis di RS Bhayangkara Tk. I R. Said Sukanto
dan dampak biaya terapi HD dari perspektif rumah tangga. Pada penelitian
observasional dengan metode case control ini, data primer diambil melalui
wawancara menggunakan kuesioner terstruktur dengan 100 pasien HD (kasus)
dan 100 pasien dari poli lain (kontrol), secara cross sectional. Analisis faktor
risiko dilakukan dengan regresi logistik (p < 0,05) dan analisis biaya dengan
metode akuntansi. Hasil penelitian menunjukkan dari segi sosio-demografi, usia
diatas 40-49 tahun memiliki risiko 32,7 kali dan ≥ 50 tahun memiliki risiko 17,9
kali terkena PGK dibandingkan dengan usia < 30 tahun dengan tingkat
pendidikan ≤ SD-SMA berisiko 16,9 kali terkena PGK dari kelompok
akademi/universitas, serta pendapatan Rp2.000.000-Rp4.000.000 memiliki
risiko 8,4 kali terkena PGK dari kelompok pendapatan > Rp6.000.000. Dari segi
biofisiologi, hipertensi, diabetes dan anemia berturut-turut memiliki risiko 516
kali, 54 kali dan 272 kali berpengaruh terhadap terjadinya PGK. Kebiasaan
mengkonsumsi herbal Cina dan Barat meningkatkan risiko terkena PGK sampai
10,9 kali. Biaya dari persepektif rumah tangga yang dikeluarkan pasien meliputi
biaya makan Rp360.000, biaya transportasi Rp320.000 serta obat dan
multivitamin Rp250.000. Potensi hilangnya produktivitas mencapai
Rp1.241.904 per pasien per bulan.
Tidak tersedia versi lain