Text
Biaya Sendiri Dan Faktor Penentu Kesulitan Ekonomi Pada Pasien Penyakit Ginjal Kronik Dengan Hemodialisis Di Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang Periode Oktober-desember 2018
Penyakit ginjal kronik (PGK) merupakan masalah kesehatan masyarakat global
dengan prevalensi dan insiden yang terus meningkat, prognosis yang buruk dan
biaya yang tinggi. Selain besarnya biaya hemodialisis, biaya tidak langsung atau
biaya sendiri atau biaya menurut perspektif pasien (out of pocket, OOP) harus
ditanggung pasien. Adanya pengeluaran biaya OOP dapat menyerap sebagian besar
sumber daya rumah tangga dan berdampak pada kemiskinan. Penelitian deskriptif
analitik dengan metode cross sectional ini bertujuan untuk mengetahui biaya sendiri
yang dikeluarkan oleh pasien serta faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya
kesulitan ekonomi. Data primer diambil melalui wawancara dengan kuesioner
terstruktur terhadap 74 orang pasien PGK yang menjalani terapi hemodialisis lebih
dari satu tahun di RSU Kabupaten Tangerang pada Oktober–Desember 2018. Biaya
sendiri yang dikeluarkan oleh pasien dihitung secara akuntansi dan faktor penentu
kesulitan ekonomi dianalisis dengan uji regresi logistik menggunakan perangkat
lunak yang sesuai. Biaya sendiri yang dikeluarkan oleh (keluarga) pasien PGK di
RSU Kabupaten Tangerang meliputi biaya transportasi termasuk parkir (rata-rata
Rp 528.000), makan dan minum (Rp 413.625), pembelian sendiri obat dan
suplemen (Rp 315.319), biaya untuk pendamping (Rp 650.000) dan penurunan
produktivitas (Rp 878,112). Pasien yang mengalami kesulitan ekonomi berjumlah
50 orang (67,6%). Selain biaya sendiri, faktor yang berpengaruh secara signifikan
terhadap kesulitan ekonomi (keluarga) pasien adalah penghasilan. Pasien yang
berpotensi mengalami kesulitan ekonomi adalah yang berpenghasilan
Rp>4.000.000 (p = 0,020; OR = 0,253) akan mengalami kesulitan ekonomi 3,95
kali lebih kecil dibandingkan pasien dengan penghasilan Rp
Tidak tersedia versi lain