Text
Evaluasi Profil Biaya Dan Penggunaan Obat Di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (Fktp) Kabupaten Tangerang Tahun 2016
Perbedaan sistem pembayaran pada masa sebelum dan sesudah era Jaminan Kesehatan
Nasional dapat mempengaruhi faktor biaya dalam kegiatan pelayanan pasien. BPJS
dalam penyelengaraan kegiatan pelayanan kesehatan dasar bekerjasama dengan fasilitas
kesehatan tingkat pertama yang memberikan pembayaran dengan menggunakan dana
kapitasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil biaya dan pola penggunaan
obat, ketersediaan obat di fasilitas kesehatan tingkat pertama Kabupaten Tangerang
tahun 2016. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dan
kuantitatif dengan desain potong lintang (cross-sectional) dengan melakukan
pengumpulan data sekunder, wawancara terstruktur, dan pengambilan peresepan. Hasil
penelitian menunjukkan Jenis obat terbanyakyang peresepan untuk pasien diApotek
PRB Drugs Used In Diabetes (23.95%), Renin-Angioten Syst Agent (20.70%), Calcium
Channel Blockers (17.71%), Analgesics (7.93%), Diuretics (6.63%), Antithrombotic
Agents (5.63%), Lipid Modif Agent (4.63%), Beta Blocking Agents (3.81%),
Antiepileptics (2.38%), Cardiac Therapy (2.21%); Puskesmas (Non-PRB) Analgesics
(17.04%), Vitamins (13.65%), Antihistamines Systemic (9.81%), Antiinflamantory And
Antirheumatica Products (8.11%), Systemic Antibacterials (8.05%), Drugs For Acid
Related Disorders (7.64%), Cough & Cold Preparations (7.02%), Systemic
Corticosteroids (5.78%), Renin-Angioten Syst Agent (3.59%), Calcium Channel
Blockers (3.48%); Klinik (Non-PRB) Systemic Antibacterials (12.88%), Systemic
Corticosteroids (12.5 %), Analgesics (12.04%), Drugs For Acid Related Disorders
(11.06%), Antiinflamantory And Antirheumatica Products (9.95%), Cough & Cold
Preparations (8.80%), Vitamins (8.72%), Antihistamines Systemic (5.93%), Functl.Gi
Disorder Drug (2.40%), Calcium Channel Blockers (2.25%). Ketersediaan item obat
formularium nasional rata-rata di Apotek PRB sebesar 38%, dan Non PRB (puskesmas
19,9% dan klinik 17%).Peresepan obat PRB sudah seuai dengan formularium nasional
hal ini ditunjukkan dengan peresepan obat sesuai fornas sudah melebihi 90%. dan Non
PRB (Puskesmas 14,7% masIh sangat rendah dibandingkan dengan klinik 28,5%).
Biaya obat per lembar resep rata-rata di Apotek PRB sebesar Rp.188.953,8, jauh lebih
besar bila di bandingkkan dengan Biaya obat per lembar resep rata-rata di Puskesmas
Rp.6.319,8, dan Klinik Rp.10.265,1. Proporsi penggunaan dana kapitasi untuk biaya
obat rata-rata di fasilitas kesehatan tingkat pertama Puskesmas sebesar 6,8%, dan Klinik
25,3%.
Tidak tersedia versi lain