Text
Pengaruh Edukasi Farmasis Terhadap Hasil Terapi Dan Kualitas Hidup Pasien Prolanis Diabetes Melitus Tipe 2 Di Puskesmas Satelit Dan Kedaton Bandar Lampung
Diabetes Mellitus merupakan suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis
dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar glukosa darah disertai
dengan gangguan metabolisme karbohidrat, protein, dan lipid sebagai akibat
insufiensi fungsi insulin. Penyakit DM memerlukan pengelolaan secara benar,
terpadu, dan berkesinambungan sehingga glukosa darah dapat terkontrol dan
kualitas hidup yang optimal akan tercapai. Konseling singkat (brief counseling)
merupakan bentuk pendekatan yang dapat digunakan, dimana lebih berfokus pada
perubahan yang diinginkan pasien bukan pada penyebab dari problem pasien.
Tujuan penelitian ini adalah dengan adanya konseling farmasis dapat
meningkatkan pengetahuan dan kepatuhan pasien diabetes melitus tipe 2 sehingga
tercapai hasil terapi kualitas hidup yang optimal. Penelitian ini menggunakan
metode quasi eksperimental dengan desain Two Group Pretest-Posttest.
Responden yang digunakan berjumlah 40 orang di Puskesmas Satelit yang
diberikan konseling oleh farmasi setiap bulannya selama tiga bulan sebagai
kelompok intervensi dan 40 orang di Puskesmas Kedaton yang tidak diberikan
konseling sebagai kelompok kontrol.
Hasil penelitian berdasarkan sosiodemografi pasien diabetes melitus tipe 2 pada
kelompok kontrol dan kelompok intervensi mayoritas berusia 56-65 tahun dengan
mayoritas memiliki tingkat pendidikan Sekolah Dasar dan mayoritas pasien
berjenis kelamin wanita, mayoritas pasien sebagai ibu rumah tangga dan
mayoritas durasi mengalami diabetes melitus 1-5 tahun.
Pada kelompok intervensi setelah diuji Wilcoxon terjadi peningkatan nilai ratarata
pengetahuan,
peningkatan
nilai
kepatuhan,
penurunan
kadar
gula
darah
puasa
(GDP),
penurunan kadar Gula Darah Setelah Makan (GDPP) dan peningkatan
nilai kualitas hidup yang signifikan, sedangkan pada kelompok kontrol
peningkatan nilai rata-rata pengetahuan, peningkatan nilai kepatuhan, penurunan
kadar GDP, dan peningkatan nilai kualitas hidup tidak signifikan, hanya pada
penurunan kadar GDPP yang signifikan. Dari hasil uji Mann Whitney ada
perbedaan bermakna antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol pada
tingkat pengetahuan, kepatuhan, GDPP, dan kualitas hidup, sedangkan pada GDP
tidak ada perbedaan yang bermakna. Dengan uji Spearmen’s terlihat adanya
hubungan antara pengetahuan, kepatuhan, kadar gula darah, dan kualitas hidup.
Dapat disimpulkan bahwa dengan adanya konseling oleh farmasis dapat
meningkatkan pengetahuan, dan kepatuhan pasien diabetes melitus tipe II
sehingga tercapai hasil terapi dan kualitas hidup yang optimal.
Tidak tersedia versi lain